Sang Sultan Al-Fatih membeli Hagia Sophia, kepada petinggi gereja saat itu dengan uang pribadinya dan dokumennya masih tersimpan rapi sampai saat ini di pusat arsip Ankara, Turki.
Saat berubah menjadi masjid di era Mehmed II banyak mosaik dan lukisan bercorak Kristen, yang menghiasai bangunan Hagia Sophia, ditutupi dan diplester.
Seniman kaligrafi terkenal pada masa itu, Kazasker Mustafa İzzet kemudian menorehkan tulisan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, empat khalifah pertama, dan dua cucu Rasulullah SAW.
Pada masa Kesultanan Ottoman, struktur bangunan Hagia Sophia memperoleh sentuhan arsitektur Islam.
Misalnya, mihrab yang kemudian dibangun hingga pendirian empat menara yang digunakan untuk melantunkan Adzan.
Baca Juga: Mengapa orang sering membawa minyak kayu putih? ternyata ini manfaatnya!
Bangunan seperti madrasah, perpustakaan hingga dapur umum juga melengkapi Hagia Sophia pada masa Ottoman.
Penopang juga ditambahkan ke sisi Hagia Sophia untuk mencegahnya runtuh.
Pada masa pemerintahan Murad III oleh arsitek sejarah Sinan yang terinspirasi oleh bangunan kuno dan menggabungkan gaya dengan seni Islam dan estetika dalam serangkaian Masjid Agung.
Pada era Kekaisaran Ottoman, bangunan Hagia Sophia sempat difungsikan menjadi masjid selama 482 tahun.
Selepas Kekaisaran Ottoman bubar dan Turki menjadi negara republik Hagia Sophia pun kembali beralih fungsi.
Baca Juga: Terkena fatty liver, ini cara mengatasi dari dr Zaidul Akbar yang bisa kita cegah sejak dini!
Pendiri dan presiden pertama Republik Turki Mustafa Kemal Ataturk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum.
Setelah Hagia Sophia menjadi museum, dilakukan restorasi mosaik-mosaik kuno di bangunan ini dan plester penutupnya dibuka.
Artikel Terkait
Berkibar dengan konsep baru bisnis media, Agus Sulistriyono CEO Promedia berbagi kunci sukses
Inilah 7 resep sukses miliuner dunia. Selalu bangun pagi dan banyak membaca
Bagaikan bumi dan langit, begini cara pandang orang sukses vs orang biasa