Menelusuri jejak Hagia Shopia grand mosque di Istambul Turki

Saat ini pengadilan mengatakan bahwa Hagia Sophia merupakan properti milik Sultan Muhammad Al-Fatih.

Sultan saat itu mengatakan bahwa Hagia Sophia diperbolehkan untuk digunakan oleh publik sebagai masjid, tanpa harus membayar sepeser uang pun untuk memasukinya.

Dan bukan wewenang parlemen atau dewan kementrian di era Mustafa Kemal untuk mengubah statusnya menjadi apapun, termasuk museum.

Mengubah kembali Hagia Sophia menjadi masjid dari museum merupakan proses perjalanan yang sangat panjang.

Baca Juga: Viral, begini aksi siswi SMA yang mengamuk usai dilecehkan kenek minibus

Sejarah singkat Hagia Sophia

Dari awal dibangun hingga kembali menjadi masjid Hagia Sophia (Ayasofya dalam bahasa Turki) pada awalnya dibangun sebagai basilika bagi Gereja Kristen Ortodoks Yunani.

Namun, fungsinya telah berubah beberapa kali sejak berabad-abad.

Kaisar Bizantium Constantius menugaskan pembangunan Hagia Sophia pertama pada tahun 360 M.

Pada saat itu Istanbul dikenal sebagai Konstantinopel, nama tersebut diambil dari nama ayah Constantius yaitu Constantine I, penguasa pertama Kekaisaran Bizantium.

Baca Juga: Miris, begini nasib Kiwil si 'tukang kawin' sekarang, dulu tajir kini melarat!

Hagia Sophia pertama hanya dibangun dengan atap kayu.

Namun pada tahun 404 M Hagia Sophia hancur terbakar karena kerusuhan yang terjadi di Konstantinopel akibat dari konflik politik keluarga Kaisar Arkadios, (yang pemerintahannya kacau dari 395 hingga 408 M).

Penerus Arkadios, yaitu Kaisar Theodosios II, membangun kembali Hagia Sophia dan selesai dibangun pada tahun 415 M.

Hagia Sophia kedua berisi lima nave (panti umat) dan pintu masuk yang juga ditutupi oleh atap kayu.