Catatan sejarah masuknya Islam di Lombok yang populer dengan Seribu Masjid

Masuknya Islam ke Pulau Lombok dilakukan secara damai. Sejak itu mulailah ajaran Islam mulai diterapkan di masyarakat secara bertahap di sana.

Bukti-bukti berkembangnya agama Islam di Lombok, selain berdirinya masjid Bayan di Lombok Utara, juga masjid Bayan Beleq yang ada di Pujut dan Rembitan Lombok Tengah.  Terdapat pula makam-makam Raja Selaparang yang ada di Lombok Timur.

Baca Juga: 11 Ciri orang yang menggunakan pelet pengasihan, salah satunya tatapan matanya tajam

Selain itu banyaknya peninggalan benda-benda pusaka berupa naskah-naskah lama yang ditulis bahasa Jawa kuno ditulis di daun lontar, kulit kambing, dan daun bambu

Juga kitab yang dibawa oleh Sunan Prapen yang disimpan oleh pemangku adat Bayan yaitu Raden Singadaria.

Dari Bayan oleh Sunan Prapen melanjutkan dakwahnya ke daerah lainnya yang di situ juga sudah berdiri kerajaan-kerajaan kuno.

Baca Juga: Misteri pemberi uang Rp 27 milyar dalam kasus korpusi BTS Kominfo, Kejagung kejar sosok 'S'

Islam menjadi spirit penggerak peradaban masyarakatnya yang religius hingga kini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, diketahui Masjid Kuno Bayan Beleq menjadi masjid yang pertama kali berdiri di Lombok. Masjid tersebut telah berdiri pada awal perkembangan Islam di Lombok atau sekitar abad ke-15.

Ada sejumlah versi terkait sejarah berdirinya Masjid Kuno Bayan Beleq. Salah satu versi menyebutkan masjid kuno tersebut berdiri sekitar ketika pengikut Sunan Kalijaga yang bernama Sunan Pengging datang ke Lombok.

Baca Juga: Mengenal fenomena ‘brain drain’ yang patut diwaspadai pemerintah Indonesia

Masjid Bayan Beleq kemudian dibangun oleh seorang penghulu bernama Titi Mas Penghulu. Konon, dia merupakan orang pertama yang memeluk agama Islam di Bayan.

Versi lainnya mengatakan bahwa yang membangun masjid ini adalah Syeh Gaus Abdul Razak, salah seorang penyebar agama Islam di Bayan. Menurut versi ini, Masjid Kuno Bayan Beleq dibangun sekitar abad ke-16.

Masjid Bayan memiliki keunikan, yakni, pondasinya yang terbuat dari batu alam. Bangunan masjid ini ditopang oleh empat tiang utama dari kayu nangka berbentuk bulat.

Baca Juga: Cara Singapura 'merekrut' warga asing terdidik jadi warga negara, salah satunya lewat beasiswa