Prancis juga ingin memperluas pengaruhnya di Levant.
Sultan Abdul Hamid II menerapkan kebijakan diplomasi hati-hati.
Ia menolak campur tangan langsung asing, membatasi kepemilikan tanah oleh perusahaan Eropa, dan menegaskan hak Turki atas wilayah Palestina.
Kebijakan ini membuat Palestina tetap relatif stabil dibandingkan wilayah lain di Timur Tengah yang mulai terpecah oleh kolonialisme.
Masa Akhir Kekuasaan dan Warisan
Meski Abdul Hamid II digulingkan pada 1909 oleh gerakan Young Turks, pengaruhnya terhadap Palestina tetap signifikan hingga akhir Perang Dunia I.
Stabilitas wilayah, perlindungan situs suci, dan pengaturan migrasi Yahudi Eropa membentuk fondasi penting bagi sejarah Palestina modern.
Setelah runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah pada 1918, Inggris mengambil alih mandat Palestina.
Warisan Abdul Hamid II tetap terasa: simbol perlindungan terhadap tanah dan identitas lokal, serta peringatan bahwa pengaruh asing dapat mengubah keseimbangan politik dan sosial secara drastis.***
Artikel Terkait
Deretan Kasus Viral yang Ditangani Hakim Teramah Dunia, Frank Caprio
Legitieme Portie, Legitimaris, dan Hilangnya Hak Tuntut Warisan: Panduan Lengkap Hukum Waris Indonesia dan Belanda
Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT oleh KPK, Istana Langsung Reshuffle?
Ketika KPK Bongkar Peran Sang Wamenaker Immanuel Ebenezer Dalam Kasus Pemerasan Sertifikasi K3
Tak Seperti di Indonesia, Inilah Hukuman Koruptor di Berbagai Negara: Dari Kerja Paksa Seumur Hidup hingga Hukuman Gantung