JAKARTA INSIDER - Sultan Abdul Hamid II (1876–1909) adalah penguasa Kesultanan Utsmaniyah yang kontroversial.
Ia dikenal sebagai penguasa otoriter, namun juga pelindung wilayah penting seperti Palestina.
Kebijakan dan tindakannya berperan besar dalam mempertahankan integritas wilayah Utsmaniyah di tengah ancaman kolonialisme Eropa, hingga wilayah ini berada di bawah kendali Inggris setelah Perang Dunia I.
Palestina pada masa itu merupakan bagian dari provinsi Syam, yang strategis secara politik, ekonomi, dan keagamaan.
Sultan Abdul Hamid II menekankan pentingnya menjaga keseimbangan etnis dan agama, sambil memperkuat kekuasaan Turki melalui administrasi, infrastruktur, dan perlindungan terhadap situs-situs suci.
Latar Belakang Politik dan Sosial
Baca Juga: Jurusan Kuliah Jarang Diminati tapi Banyak Dicari Perusahaan Besar
Pada akhir abad ke-19, Kesultanan Utsmaniyah mengalami tekanan internal dan eksternal. Secara internal, pemberontakan di Balkan dan ketidakpuasan etnis minoritas menuntut reformasi.
Secara eksternal, kekuatan kolonial Eropa, terutama Inggris dan Prancis, mulai menaruh perhatian pada wilayah Timur Tengah karena posisi strategisnya dan jalur perdagangan yang menghubungkan Eropa dengan India dan Asia.
Di tengah dinamika ini, Palestina menjadi wilayah penting karena statusnya sebagai Tanah Suci bagi Muslim, Kristen, dan Yahudi.
Sultan Abdul Hamid II menyadari bahwa pengaruh asing yang berlebihan dapat mengganggu stabilitas dan kepemimpinan Turki di wilayah ini.
Infrastruktur dan Integritas Wilayah
Artikel Terkait
Deretan Kasus Viral yang Ditangani Hakim Teramah Dunia, Frank Caprio
Legitieme Portie, Legitimaris, dan Hilangnya Hak Tuntut Warisan: Panduan Lengkap Hukum Waris Indonesia dan Belanda
Wamenaker Immanuel Ebenezer Terjaring OTT oleh KPK, Istana Langsung Reshuffle?
Ketika KPK Bongkar Peran Sang Wamenaker Immanuel Ebenezer Dalam Kasus Pemerasan Sertifikasi K3
Tak Seperti di Indonesia, Inilah Hukuman Koruptor di Berbagai Negara: Dari Kerja Paksa Seumur Hidup hingga Hukuman Gantung