JAKARTA INSIDER - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko menyerukan kepada Rusia dan Ukraina untuk segera melakukan gencatan sejata dan pembicaraan "tanpa prasyarat". Belarus merupakan sekutu dekat Kremlin.
Bagi Lukashenko, dukungan Barat kepada Ukraina justru akan meningkatkan kemungkinan pecahnya perang nuklir di Ukraina.
Seperti diketahui, Belarus mengijinkan pasukan Rusia menggunakan wilayahnya untuk melakukan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Namun, pemerintah Belarus menolak mengirim pasukannya melewati perbatasan dengan Ukraina.
"Kita harus berhenti sekarang, sebelum eskalasi dimulai. Saya akan mengambil risiko menyarankan diakhirinya permusuhan. Segera deklarasi gencatan senjata," kata Lukashenko dalam Pidato Kenegaraan yang disiarkan televisi lokal Belarus.
“Semua masalah teritorial, rekonstruksi, keamanan, dan lainnya dapat dan harus diselesaikan di meja perundingan, tanpa prasyarat,” tambah Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994.
Baca Juga: Presiden Ebrahim Raesi tegaskan bahwa Hijab merupakan hal wajib bagi wanita Iran
Beberapa waktu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan rencana untuk menempatkan senjata nuklir taktis di negara sekutu Moskow. Tindakan ini mengundang kecaman dari negara-negara Barat.
Lukashenko mengatakan Belarus menjadi tuan rumah bagi senjata nuklir Rusia karena tekanan Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di sisi lain, bagi Lukashenko, penempatan senjata nuklir di wilayahnya tidak melanggar perjanjian internasional.
Baca Juga: Yuk intip resep praktis Ash Reshteh, mie basah khas Persia yang enak untuk santapan berbuka
Baik Lukashenko maupun Putin menuduh kekuatan Barat ingin menghancurkan Rusia dan Belarusia.
Lukashenko mengatakan Belarus siap mempertahankan kedaulatannya melalui segala cara yang diperlukan.
Artikel Terkait
Niluh Djelantik ngamuk gegara turis Rusia buka celana di Gunung Agung: Usir turis sampah!
Jalur Pipa minyak Druzhba diserang drone, Rusia menduga Ukraina dibalik insiden ini, simak selengkapnya!
Bule Rusia yang berkelakuan tidak senonoh di Gunung Agung Bali meminta maaf dan siap dideportasi
Tentara bayaran Rusia mengaku terdesak, PMC Wagner: Setiap hari 10 peluru artileri tiba
Badan Tenaga Atom Internasional minta Rusia keluar dari PLTN Zaporizhzhia