Tahun 1623, Osman digulingkan dan putra Kosem, Murad menjadi Sultan.
Lalu Kosem sekarang menjadi ibu suri di Kekaisaran Ottoman.
Dia memerintah sebagai bupati selama sepuluh tahun, dan selama masa pemerintahannya, terjadi serangkaian pemberontakan terhadap pemerintah.
Dia menghabiskan usahanya untuk melindungi dinasti.
Ketika Murad cukup dewasa untuk mengambil alih otoritas penuh Sultan, dia melepaskan kabupaten.
Pada tahun 1635, Kosem membujuk Murad untuk menyelamatkan putranya, Ibrahim dari eksekusi, untuk mencegah kepunahan dinastinya.
Ketika Murad meninggal pada tahun 1640, Kosem mendapatkan kembali kekuasaan melalui putranya, Ibrahim.
Namun, Ibrahim tidak memiliki pengalaman atau minat dalam pemerintahan, justru menghabiskan sebagian besar waktunya dengan selirnya.
Dan ini memungkinkan Kosem untuk memerintah menggantikannya, namun Kosem dan wazir agung, Kemankes Kara Mustafa Pasha, memiliki hubungan yang cocok karena keduanya menginginkan kekuasaan yang tidak setara.
Meskipun mereka tidak menyukai satu sama lain, mereka berdua memerintah kekaisaran dengan lancar.
Ibrahim yang lemah akhirnya jatuh di bawah pengaruh salah satu selirnya.
Kosem kehilangan pengaruh dan kekuatan politiknya, dia pensiun lalu pergi ke istana musim panas di luar Topkapi.
Dan, Ibrahim mengeksekusi Pasha pada tahun 1644.
Dengan perginya Kosem dan Pasha, kekaisaran pun jatuh dan mengalami kemunduran.
Ibrahim akhirnya digulingkan pada tahun 1648, dan putranya, Mehmed IV menjadi Sultan pada 8 Agustus 1648.
Artikel Terkait
Sejarah tentang Boudica sang Ratu Celtic dan juga prajurit wanita penakluk Pasukan Romawi
Fakta sejarah Perang Aceh dan pertempuran di Bumi Serambi Mekah
Sejarah singkat Haseki Hurrem Sultan, wanita paling kuat dan berpengaruh era Kekaisaran Ottoman
Sejarah singkat Sulaiman Al Qonuni, berjaya di era Ottoman sebarkan Islam hingga ke pelosok Eropa