Sekolah BPK Penabur: Menabur pendidikan Kristen berkualitas di Indonesia sejak 1950

JAKARTA INSIDER - Sejarah panjang Badan Pendidikan Kristen PENABUR tidak terlepas dari perjalanan Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat (THKTKHKH Djabar), yang berakar sejak masa penjajahan Belanda.

Sinode THKTKHKH Djabar menjadi pihak yang dipercayakan oleh badan-badan zending Belanda untuk mengelola sebagian besar lembaga pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia.

Kepercayaan ini memicu tindakan cepat.

Pada 28 Mei 1948, Sinode THKTKHKH Djabar membentuk sebuah panitia yang bertugas merintis pendirian sekolah-sekolah Kristen.

Baca Juga: Sekolah Yayasan Tarakanita: Merintis pendidikan berkualitas di Indonesia sejak 1837 

Dengan dukungan teguh dari Pdt. Pouw Peng Hong, seorang pelopor gerakan gereja di Jawa Barat, panitia ini mengumpulkan dana dan dukungan dari para guru untuk mewujudkan cita-cita mulia membuka sekolah Kristen di bawah naungan Sinode THKTKHKH Djabar.

Tahun 1950 menjadi tonggak sejarah dengan berdirinya Badan Pendidikan Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee Khu Hwee Djawa Barat (BP THKTKHKH Jabar).

BP ini terpisah dari gereja dan mulai mengorganisir dan mengurus lembaga pendidikan Kristen.

Ong Teng Houw memimpin pengurus pertama BP THKTKHKH Jabar, dengan Liem Boen Liong sebagai sekretaris dan Lie Bo Tay sebagai bendahara.

Baca Juga: Sekolah Yayasan Pangudi Luhur: Mencerdaskan generasi muda dengan kasih dan pancasila

Pada saat pendiriannya, aset BP THKTKHKH Jabar tersebar di enam kota: Jakarta, Bandung, Cirebon, Sukabumi, Jatibarang, dan Indramayu.

Awalnya, kantor pusat berlokasi di Bandung, tetapi pindah ke Jakarta setelah ibukota Indonesia kembali ke Jakarta pada tahun 1950.

Periode 1950-1968 menyaksikan perkembangan BP THKTKHKH Jabar dan perluasan aktivitas sekolah Kristen.

Sekolah-sekolah Kristen mulai dibuka di berbagai kota seperti Tasikmalaya, Cianjur, Bogor, Cimahi, dan Metro.