Sudah 36 tahun tak naik gunung, pria sepuh ini berhasil mencapai puncak Rinjani!

photo author
- Rabu, 21 September 2022 | 11:51 WIB
Pracoyo Wiryoutomo. atau kerap disapa Mas Coy, saat berada dipuncak gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat  (Foto : Ist)
Pracoyo Wiryoutomo. atau kerap disapa Mas Coy, saat berada dipuncak gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (Foto : Ist)

“Sejak memulai dari pos 2, Masya Allah pemandangan sangat elok, indah dan menyegarkan mata,” kata Agung, orang tertua kedua dalam tim ini.

Dari Pos 2 ke arah Pos 3, didominasi savanna, disamping tentu ada pepohonan yang tak terlalu menjulang. Dari trek ini, pendaki harus melalui beberapa bukit. Dan, disinilah Pracoyo merasa mulai diuji kekuatannya.

Puncak keindahan gunung Rinjani ada di Danau Segara Anakan.
Puncak keindahan gunung Rinjani ada di Danau Segara Anakan. (Foto : Ist)

“Di awal pendakian saya merasa berat sekali. Nafas cepat ngos-ngosan,” katanya.

Bip Opay alias Mustofa Hamid, selaku pimpinan rombongan, sejak awal sebenarnya meragukan kemampuan Pracoyo. Di samping usianya paling tua, tahun lalu juga baru operasi saraf tulang belakang atau saraf kejepit.

Karena ini, Pracoyo pun wanti-wanti agar dirinya dikawal terus. “Siap Pak Coy, saya damping sampai puncak,” ujar Bip Opay. Meski meragukan, dia tak pernah mengungkapkan secara langsung kepada Pracoyo. “Biar tetap semangat,” ujarnya.

KEINDAHAN DIMULAI, PENDAKIAN MULAI BERAT

Dari Pos 2 Sembalun melewati Pos 3, tim lanjut ke Pos 4 di Cemara Siu. Di sinilah tim istirahat makan siang. Alhamdulillah, tim sehat semua. Jarak yang sudah ditempuh 3,03 km dengan elevasi 631 M, ditempuh kurang lebih 1 jam 25 menit.

Ini sebanarnya jalur pemanasan bagi para pendaki. Medan tidak terlalu terjal, dan beberapa trek malah ada yang lumayan datar. Setelah makan siang, tim melanjutkan ke target Pos Plawangan.

Dan tetapi, dua orang mulai mengalami kram, yakni Ustadz Fadholi dan Agung Kertioso. Keduanya mengalami gejala yang sama, yakni sakit di sekitar paha kiri. “Saya start terlalu ngoyo. Terlalu cepat,” kata Agung, salah satu VP di PT Telkom Indonesia ini, yang sempat mendapat perawatan dari tour guide dengan diberi obat oles pereda nyeri dan sedikit diurut.

Di awal pendakian, Agung memang senantiasa berjalan di depan, meninggalkan kawan-kawan yang lain. Dia bersama drg Mahe, dan Pracoyo. Sementara Ustadz Fadholi, merasa bemasalah dengan paha kanan. “Lanjut terus,” katanya saat ditanya kondisi kesehatanya.

Trek ini, ada beberapa bukit yang harus dilalui, dan semuanya ada sesi yang curam. Alhamdulillah, meski beberapa kali ditutupi awan, tetapi pemandangan Puncak Rinjani seolah-olah terus memanggil pendaki untuk menjamahnya.

Setelah melakukan perjalanan panjang menuruni lereng-lereng perbukitan puncak gunung Rinjani, akhirnya tim pendakian tiba di Danau Segara Anakan
Setelah melakukan perjalanan panjang menuruni lereng-lereng perbukitan puncak gunung Rinjani, akhirnya tim pendakian tiba di Danau Segara Anakan (Foto : Ist)

Indah, semakin indah, dan kian indah pemandangan di depan mata. Di Bukit Penyesalan, begitu para pendaki memberi julukan, ada bagian yang mengharuskan pendaki memompa kekuatan kaki dan semangat karena demikian berat tanjakan. “Terik, haus, nafas ngos-ngosan,” kata Yandi.

Rombongan satu per satu mulai sampai di Plawangan. Drg Mahendra dan Pracoyo tiba di lokasi Plawangan yang pertama. Disusul Agung plus Deni selaku pemandu. Berikutnya Ustadz Fadholi, Yandi, Wahid, dan dikawal Bip Opay selalu paling profesonal di pendakian ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dyan Putra

Tags

Rekomendasi

Terkini

X