Caranya, para negara yang sepakat berintegrasi untuk terkoneksi saling melakukan pertukaran data dan saling mengakui aplikasi digital masing-masing negara.
Dengan adanya pertukaran data, maka hanya orang-orang yang sakit yang dilarang bepergian. Sementara orang-orang yang sehat tetap diizinkan melakukan aktivitas di luar rumah sehingga ekonomi tetap bisa berjalan.
Baca Juga: 3 Kuliner khas Sulawesi Utara yang berbahan ikan cakalang, tak hanya lezat tapi juga kaya gizi
Ia menyontohkan, bila orang Indonesia pergi ke Jepang, maka petugas di negara tersebut cukup memindahkan aplikasi Peduli Lindungi (milik Indonesia) dan tidak perlu lagi mengunduh aplikasi negara setempat (Jepang).
Begitu pula sebaliknya, ketika negara-negara lain datang ke Indonesia.
Kolaborasi riset
Salah satu aksi kunci lain yang disepakati dalam Pertemuan Menteri Kesehatan G20 Kedua di bulan Oktober lalu, adalah bagaimana setelah selesainya evaluasi Access to COVID-19 Tools-Accelerator (ACT-A), negara-negara G20 dapat terus memimpin pembentukan entitas dan fungsi penerus demi memastikan kesiapan mekanisme untuk menanggapi pandemi di masa depan.
Kolaborasi interdisipliner dan lintas negara diperlukan untuk menjamin pencegahan, kesiapsiagaan dan penanggulangan pandemi di masa depan.
Kolaborasi semacam ini membutuhkan peningkatan kapasitas, kemitraan ilmiah, dan upaya berbagi pengetahuan.
Kunta juga menegaskan pentingnya membangun dan memperkuat jaringan kolaboratif para ilmuwan di bidang kedaruratan kesehatan masyarakat.
Pada Presidensi G20 Indonesia, lanjutnya, menggarisbawahi pentingnya surveilans (pengawasan), terutama surveilans genomik menggunakan pendekatan One Health.
Negara G20 mendukung pertukaran data patogen tepat waktu, pada platform yang dapat dipercaya. Di Indonesia, jelas Kunta, menginisiasi Biomedical and Genome Science Initiative (BGS-i) guna mendukung surveilans genomik yang lebih baik lagi ke depannya.
Pada pertemuan Health Working Group pertama membahas relevansi standar bersama untuk memastikan perjalanan yang mulus dengan rekognisi bersama sertifikat vaksinasi dan interoperabilitas, serta saling pengakuan aplikasi digital.
Negara-negara telah setuju dengan usulan tersebut dan saat ini sedang eksplorasi pendekatan terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dengan melakukan rangkaian uji coba virtual terkait uji kelayakan teknologi, untuk mendirikan Direktori Kepercayaan Publik Global Federasi (Federated Public Trust Directory) untuk sertifikat COVID-19 digital.
Artikel Terkait
Persiapan KTT G20 Joe Biden minta waktu bicara bareng Putin secara Virtual
Dukung KTT G20 di Bali, PT Telkom siapkan layanan infrastruktur telekomunikasi berkelas internasional
Persiapan KTT G20 Menlu Rusia Sergey Lavrov otw ke Indonesia gantikan Presiden Putin
Jelang KTT G20 Bali, tidak ada larangan kegiatan keagamaan
Indonesia tunjukkan komitmen ramah lingkungan di KTT G20, operasikan bus listrik 'merah putih'