JAKARTA INSIDER - Konflik Ukraina dan Rusia masih menjadi perbincangan hangat masyarakat internasional sejak invasi pada pertenghan Februari lalu.
Rusia melakukan invasi dan serangan pertama terhadap Ukraina pada tangal 23 Februari dimulai dengan serangan udara dengan menggunakan jet tempur dan rudal yang berhasil menghantam ibukota Kyiv Ukraina.
Rusia menggunakan rudal dan jet tempur dalam misi invasinya ke wilayah Ukraina sejak pertengahan Februari.
Baca Juga: Hindari perang musim dingin, 3 juta masyarakat Ukraina bermigrasi tinggalkan ibukota Kyiv
Hasil dari invasi yang di lakukan Rusia terhadap Ukraina yakni Rusia mencaplok empat wilayah penting milik Ukraina, yakni Oblast, Kherson, Donetsk, dan Zaporizhizhia.
Meskipun telah berhasil mencapai dan mencaplok empat wilayah milik Ukraina tersebut semenjak invasi ke Ukraina, Rusia tak mampu mempertahankan Kherson sebagai wilayah di bawah kekuasaan Rusia.
Rusia pekan lalu hengkang dari Kherson dengan alasan adanya pengepungan yang di lakukan oleh pihak militer Ukraina.
Baca Juga: Ukraina kembali serang wilayah Zaporizhizhia, saling baku tembak dengan Rusia
Selama invasi Rusia ke Ukraina, Rusia banyak alami kekalahan dan juga kemenangan yang terkadang memiliki persentase imbang.
Kerugian yang di capai oleh Rusia setelah melakukan invasi terhadap Ukraina sejak awal invasi hingga kini dimana Rusia kehilangan banyak dari peralatan dan perlengkapan militer yang bernilai tinggi.
Menurut Bank Rusia, negara yang di pimpin oleh Presiden Vladimir Putin ini mencapai kerugian sekitar U$ 1 miliar atau setara Rp 14,8 triliun (kurs Rp 14.800).
Tak hanya capai kerugian peralatan militer, dalam invasinya, Rusia juga alami banyaknya korban jiwa dalam serangan Ukraina yang menghantam ibukota Moskow.