JAKARTA INSIDER - Musim dingin telah tiba, namun perang Rusia dan Ukraina tampak makin sengit, bahkan semakin membara.
Ketakutan warga dan masyarakat Ukraina khususnya yang berada di ibukota Kyiv satu persatu mulai meninggalkan rumah dan kediaman mereka selama musim dingin.
Tampak perumahan dan perkantoran di ibukota Kyiv semakin sepi dan Kyiv semakin seperti kota mati yang tidak berpenghuni.
Kekhawatiran masyarakat Ukraina bahwa perang akan semakin sengit membuat sekitar 3 juta masyarakat Ukraina memilih untuk meninggalkan negara mereka.
Perang yang tidak ada habisnya membuat sekitar 3 juta masyarakat Ukraina memilih untuk bermigrasi dan meninggalkan rumah serta pekerjaan mereka.
Tak hanya untuk mempertahankan kehidupan, sekitar 3 juta masyarakat Ukraina yang bermigrasi meninggalkan Kyiv memiliki tujuan yakni untuk mencari keamanan dan kedamaian hidup.
Hal demikian di sampaikan oleh pihak Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) yang mengatakan bahwasanya 3 juta masyarakat Ukraina yang memilih pergi dan meninggalkan negaranya adalah untuk mendapatkan kedamaian hidup.
Baca Juga: Ukraina kembali serang wilayah Zaporizhizhia, saling baku tembak dengan Rusia
Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) untuk Eropa Hans Kluge mengungkapkan bahwasanya banyak dari masyarakat Ukraina yang kesulitan hidup di negara sendiri.
Hans juga mengatakan bahwa masyarakat Ukraina sudah tidak ingin bertahan di Kyiv dan ingin segera meninggalkan Kyiv.
Banyak dari mereka yang tak betah akibat perang Rusia Ukraina yang semakin brutal, bahkan tidak akan berhenti meski dalam keadaan musim dingin sekalipun.
Artikel Terkait
Rusia laporkan Ukraina hantam PLTN Zaporizhizhia, serang dari udara dengan peluru
NATO kerahkan kapal induk usai ledakan Zaporizhizhia, kawal Ukraina Rusia dari Atlantik dan Mediterania
NATO desak Ukraina berdamai dengan Rusia, Zelenskiy menolak dan sebut tak ingin menghubungi Putin
Ukraina kembali serang wilayah Zaporizhizhia, saling baku tembak dengan Rusia
Menhan Turki sebut serangan Suriah di perbatasan Turki undang amarah Erdogan, khawatir seperti Ukraina Rusia