Sebelumnya, Jokowi memberikan masukan terkait debat capres-cawapres Pilpres 2024.
Menurut Jokowi, debat tersebut perlu diformat lebih baik agar lebih mengedukasi pemilih.
Kritik tersebut diutarakan setelah debat yang berlangsung pada 7 Januari 2024 dianggap kurang memenuhi standar edukasi pemilih.
Baca Juga: Timnas AMIN tegaskan fokus pada kenegaraan dan tolak respons pernyataan Prabowo
Jokowi menekankan pentingnya menyerang kebijakan, kebijakan, dan visi-misi, bukan saling menjatuhkan dengan motivasi personal yang dianggapnya tidak memberikan edukasi yang baik.
Meski KPU menolak untuk mengubah format debat, mereka tidak menutup diri terhadap masukan dan kritikan.
Hasyim Asy'ari menyadari bahwa kritikan Jokowi mencerminkan aspirasi untuk perbaikan.
Baca Juga: TERUNGKAP! Alasan Ganjar Parnowo beri nilai 5 untuk Kemhan pada Debat Capres Pemilu 2024
Dalam upaya untuk meningkatkan proses demokrasi dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pemilih, KPU mungkin dapat mengambil langkah-langkah tertentu, meskipun tanpa mengubah format debat secara drastis.
Meskipun mendapat kritikan dari Jokowi, KPU tetap teguh dalam keputusannya untuk tidak mengubah format debat capres-cawapres 2024.
Konsistensi ini dianggap sebagai langkah penting untuk menjaga kredibilitas dan menghindari keraguan dalam proses demokrasi.
Baca Juga: KPU terus mendata surat suara rusak, proses pengecekan dan penggantian dijamin tanpa biaya tambahan
Meski begitu, KPU tetap terbuka terhadap perbaikan dan meningkatkan kualitas debat untuk lebih mengedukasi pemilih.
Perlu dicatat bahwa dalam menjalankan proses demokrasi, keseimbangan antara konsistensi dan kemampuan untuk beradaptasi dengan masukan konstruktif menjadi kunci keberhasilan. ***