Situasi Uganda dengan jelas menggambarkan kerusakan akibat momok HIV. Uganda telah menghadapi epidemi HIV/AIDS selama hampir dua dekade di mana epidemi tersebut memiliki dampak yang menghancurkan masyarakat.
Pada tahun 1996, negara tersebut digambarkan sebagai negara dengan prevalensi HIV tertinggi di dunia. Pada tahun 1999 saja, sekitar 110.000 orang diyakini telah meninggal karena penyakit terkait AIDS dan saat ini, sekitar 1,4 juta orang Uganda (hampir 7 persen dari populasi) hidup dengan HIV.
Selain efek ini, diperkirakan 1 juta anak telah menjadi yatim piatu yang mana jumlah terbesar anak yatim piatu akibat dampak epidemi HIV.
Baca Juga: 9 Ciri rumah tangga Anda sudah diganggu secara gaib, menurut ahli supranatural Kang Eko
Terlepas dari rintangan ini, beberapa kemajuan dalam memerangi epidemi di Uganda telah dicapai selama 15 tahun terakhir. Dengan kepemimpinan Presiden, Uganda meluncurkan kampanye pencegahan dan kesadaran yang tak kenal lelah.
Begitu efektifnya, kampanye kesadaran sehingga saat ini lebih dari 95 persen orang Uganda kini sadar akan HIV/AIDS dan cara penularan utama.
Memenuhi Beban yang disebabkan, oleh epidemi HIV/AIDS di Uganda tesebut yang mana
Pemerintah Uganda bersama dengan mitra yang peduli pada pemerintah dan masyarakatnya tetap berupaya menjadi peran utama dalam mengadvokasi dan mengimplementasikan kampanye pencegahan dan kesadaran di seluruh negeri.
Sampai saat ini, strategi intervensi HIV/AIDS ini telah dimasukkan ke dalam kebijakan kesehatan nasional negara Afrika Timur tersebut.***
Artikel Terkait
Bicara TikTok, Menko Luhut beri saran ke konten kreator: Silakan berbisnis, tapi jangan masuk ke politik!
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berjanji akan penuhi panggilan KPK guna penyelidikan tindak pidana
Prakiraan cuaca Jabodetabek hari ini Sabtu 17 Juni 2023, BMKG: Potensi hujan di Jaksel dan Jaktim pada sore...
Mendadak, Siti Nurbaya dipanggil Jokowi ke Istana, ada apa?
Spyware Israel Pegasus masuk ke Indonesia sejak 2018, YLBHI: Dapat disalahgunakan untuk kepentingan politik!