JAKARTA INSIDER – Hasil investigasi Konsorsium Media IndonesiaLeaks menemukan beberapa bukti bahwa spyware Israel bernama Pegasus digunakan di Indonesia sejak tahun 2018.
Spyware Pegasus merupakan aplikasi seluler yang dirancang untuk menyusup ke perangkat iOS, Android, Blackberry, Windows, hingga Symbian untuk diam-diam mengumpulkan informasi meski tanpa klik sekalipun.
Pegasus memiliki kemampuan pengumpulan data yang luas: Membaca teks dan email, memantau penggunaan aplikasi, melacak lokasi, serta mengakses mikrofon dan kamera dari sebuah gadget.
Baca Juga: Perlahan terungkap! Satgas TPPO gencar buru agen ilegal dan membawa pulang TKI di berbagai negara
Pegasus mulanya dikembangkan secara komersial oleh perusahaan asal Israel, NSO Group, pada 2010. Tujuan pengembangan software ini untuk memerangi teror dan kejahatan seperti pencucian uang, prostitusi, dan narkoba.
Perusahaan itu mengklaim produknya dijual eksklusif kepada lembaga keamanan dan penegak hukum pemerintah, menurut britannica.com.
Namun, spyware tersebut justru disalahgunakan sebagai senjata dunia maya dalam serangan spionase yang kontroversial terhadap tokoh politik, jurnalis, serta pemimpin masyarakat sipil lainnya. Sebagai spyware yang bisa berjalan tanpa klik, Pegasus dapat dipasang di smartphone target tanpa korban perlu melakukan tindakan apa pun.
Baca Juga: Idul Adha 2023, ini syarat utama hewan kurban menurut Buya Yahya, yuk simak agar tak salah pilih!
Berdasarkan catatan Beacukai, diketahui bahwa Pegasus masuk ke Indonesia melalui dua perangkat yang dimiliki oleh Q Cyber Technologies Sarl lewat Bandara Soekarno Hatta pada tanggal 1 Desember 2020 dengan kode UKHI 1212635.
Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur mengatakan untuk mengetahui tujuan penggunaan Pegasus oleh pemerintah, perlu dicari tahu kejelasan pembeliannya.
“Perencanaan dan anggarannya untuk apa, bagaimana pengawasan oleh DPR, dan dibeli oleh siapa? Kepolisian? Intelijen? TNI? Kita tidak tahu,” ujar Isnur melansir mnctrijaya.com pada Sabtu (17/6).
Mengancam demokrasi
Adanya Pegasus di Indonesia, lanjut Isnur, akan berdampak sangat parah bila digunakan untuk melakukan hal yang tidak bertujuan untuk menegakkan hukum.
Artikel Terkait
Habis Bjorka, kini sejumlah pejabat tinggi Indonesia jadi sasaran Spyware, pelakunya diduga dari ….
Telah diunduh lebih dari 400 juta ponsel Android, ternyata 10 aplikasi ini disusupi spyware, segera hapus!