AS Marah pada Uganda gegara UU anti LGBT mayoritas rakyat Uganda setuju, simak yuk..

photo author
- Sabtu, 17 Juni 2023 | 17:55 WIB
Presiden Uganda Yoweri Museveni mengesahkan UU Anti LGBT di negaranya./Foto: Ist (JAKARTA INSIDER)
Presiden Uganda Yoweri Museveni mengesahkan UU Anti LGBT di negaranya./Foto: Ist (JAKARTA INSIDER)

Dari laman Wikipedia tercatat, yang mana tingkat infeksi HIV yang sangat tinggi yang dialami di Uganda selama tahun 1980-an dan awal 1990-an sehingga menjadi kebutuhan mendesak bagi orang -orang untuk mengetahui status HIV mereka.

Satu-satunya, pilihan yang tersedia bagi mereka ditawarkan oleh Layanan Transfusi Darah Nasional yaitu dengan melakukan tes HIV rutin pada semua darah yang disumbangkan untuk keperluan transfusi.

Baca Juga: 7 Langkah yang harus Anda lakukan saat sudah terkena serangan gaib, menurut ahli supranatural Kang Eko

Kebutuhan yang besar untuk tes dan konseling oleh masyarakat Uganda tersebut mendapat perhatian dari kelompok organisasi non-pemerintah lokal. Seperti The AIDS Support Organization (TASO), Palang Merah Uganda, Nsambya Home Care, serta Bank Darah Nasional.

Bahkan Institut Penelitian Virus Uganda bersama dengan Kementerian Kesehatan membentuk Pusat Informasi AIDS pada tahun 1990. Organisasi ini bekerja untuk menyediakan layanan tes dan konseling HIV dengan sepengetahuan dan persetujuan klien yang terlibat.

Di Uganda, HIV/AIDS telah menjadi permasalahan serius dan menjadi masalah kesehatan dan pada tahun 1992.

Baca Juga: Idul Adha 2023, ini syarat utama hewan kurban menurut Buya Yahya, yuk simak agar tak salah pilih!

Selain itu, Komisi AIDS Uganda, yang didirikan pada tahun 1992, telah membantu mengembangkan kebijakan HIV/AIDS nasional.

Pemerintah Uganda bekerja ekstra keras, yang melakukan berbagai pendekatan pendidikan AIDS pun telah dilakukan.

Mulai dari promosi penggunaan kondom, hingga program kebijakan yang diberlakukan untuk mengantisipasinya.

Upaya Uganda dalam membangun program HIV/AIDS yang komprehensif, pada tahun 2000 terus berlanjut dimana oleh Kementerian Kesehatan Uganda menerapkan praktik persalinan dan konseling pemberian makan bayi yang aman.

Baca Juga: Marselino, Arhan dan Asnawi nonton Indonesia Open 2023 di Istora Senayan sengaja dukung langsung Fajar/Rian

Menurut WHO, sekitar 41.000 wanita telah menerima layanan Pencegahan Penularan dari Ibu ke Anak (PMTCT) di tahun 2001.

Tercatat, Uganda adalah negara pertama yang membuka klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Afrika yang disebut AIDS Information Center dan memelopori konsep tersebut sebagai pusat tes HIV sukarela di Afrika Sub-Sahara itu.

Wilayah ini, menanggung beban epidemi HIV/AIDS global, dengan kondisinya, juga merupa kan wilayah di mana kemiskinan paling merajalela yang mana hampir sembilan dari setiap sepuluh orang di negara-negara termiskin di Afrika hidup dengan kurang dari USD 2 sehari.

Karenanya, memiliki sumber daya paling sedikit untuk secara efektif mengatasi epidemi dahsyatnya HIV.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: AG Nungki Kusumaningrum

Sumber: YouTube Ayatuna Ambassador

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X