JAKARTA INSIDER - Melalui Visi 2030 Kerajaan Arab Saudi ingin mendiversifikasikan perekonomiannya setelah cadangan minyak dan gas semakin menipis.
Salah satu bidang yang dikembangkan untuk menggantikan minyak adalah sumber daya mineral.
Untuk itu Pemerintah Arab Saudi melakukan kerjasama dengan Pemerintah Indonesia.
Dikutip dari laman web Kementerian ESDM, Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sepakat menjalin kerja sama strategis di bidang sumber daya mineral untuk melanjutkan kemitraan yang telah terjalin baik selama ini.
Kesepakatan ini dituangkan dalam penandatanganan Memorandum Saling Pengertian (MSP) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, dan Menteri Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar bin Ibrahim Al-Khorayef, yang berlangsung di Kantor Kementerian ESDM baru-baru ini.
Baca Juga: Airlangga beberkan strategi RI hadapi tarif Trump, 5 kepentingan Nasional masuk meja negosiasi AS
Selain penandatanganan MSP, kedua Menteri juga menggelar pertemuan bilateral guna membahas arah kolaborasi jangka panjang di sektor pertambangan. Menteri Bahlil menegaskan pentingnya kerja sama lintas negara dalam pengelolaan mineral, terlebih di tengah dinamika geopolitik global saat ini.
"Mineral menjadi salah satu kunci masa depan energi. Karena itu, kolaborasi semacam ini sangat krusial," ujar Bahlil.
Ia juga mengungkapkan sejumlah komoditas utama yang menjadi prioritas kerja sama, termasuk nikel yang cadangannya di Indonesia termasuk terbesar di dunia--serta bauksit, timah, tembaga, emas-perak, dan besi.
Baca Juga: 10 Kutipan motivasi hidup dari Jalaluddin Rumi yang penuh makna
Kerja sama ini diharapkan dapat membuka jalan bagi peningkatan nilai tambah dan hilirisasi mineral nasional.
Pihak Arab Saudi menyambut antusias peluang kolaborasi ini. Dengan melihat pengalaman panjang Indonesia dalam pengembangan sumber daya mineral, Saudi berharap kerja sama ini juga mencakup pengembangan kapasitas sumber daya manusia, melalui berbagi pengalaman dan praktik terbaik di sektor pertambangan.
Menteri Bandar menyebutkan tiga prioritas utama Saudi dalam kerja sama ini, pertama, peningkatan impor produk pertambangan untuk mendukung perdagangan dua arah.
Artikel Terkait
Waspada, kekukarangan vitamin dan mineral ini bisa menyebabkan meningkatnya risiko diabetes, yuk simak!
Forum Wartawan Energi dan Sumber Daya Mineral gelar diskusi Menelisik Prospek Energi 2024, Gurih Atau Hambar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melantik Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kementerian ESDM
Ukraina telah melaksanakan kesepakatan pembahasan pertama terkait mineral baru dengan Amerika Serikat
RI tawarkan mineral dan tekstil murah, Airlangga lobu AS turunkan tarif impor