Kesabaran menuntut ilmu hingga menjadi murid dari 500 guru, dialah Asy Sya’bi

JAKARTA INSIDER - Semangat menuntut ilmu selalu mewarnai kehidupan sahabat dan para ulama.

Dalam mendapatkan ilmu bahkan mereka rela menanggung penderitaan dan pergi bertahun lamanya dari kampung halaman.

Ada satu kisah dari seorang sahabat yang patut diteladani dalam kesabarannya menuntut ilmu, dialah Asy-Sya’bi.

Baca Juga: Sahat Tua Simandjuntak politisi senior terjaring OTT dalam kasus suap dana hibah di Jatim

Dilansir JAKARTA INSIDER dari facebok Muslimah News pada Minggu (18/12/2022), Amir asy-Sya’bi lahir enam tahun setelah Umar bin Khaththab menjabat sebagai khalifah.

Meski bertubuh kecil, Asy-Sya’bi memiliki kecerdasan menyala, daya ingatnya kuat, dan memiliki pemahaman yang merangkum berbagai macam disiplin ilmu.

Masanya dianggap sebagai masa terbaik. Ialah murid dari 500 guru, belajar ilmu dari 500 sahabat Nabi saw. yang mulia.

Baca Juga: Daging merah, dilarang dikonsumsi penderita asam urat, justru dianjurkan untuk yang anemia

Masa kecil Asy-Sya’bi dihabiskan di Madinah selama delapan tahun. Ia banyak mendengarkan hadis dari Ibnu Umar dan belajar ilmu hitung dari Al-Harits bin al-Awar.

Amir asy-Sya’bi berjumpa dengan 500 sahabat Nabi saw. yang masih tersisa.

Meriwayatkan hadis dari mereka, di antaranya Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqqash, Zaid bin Tsabit, Abu Said al-Khudri, Ubadah bin ash-Shamit, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abu Hurairah, ummul mukminin Aisyah, dan lainnya.

Baca Juga: Asam urat mengganggu aktivitas sehari-hari, berikut gejala, penyebab dan cara mencegahnya

Dengan kecerdasan dan daya ingat yang kuat, Asy-Sya’bi mampu menghafal dan memahami setiap hal yang ia dengar.

Daya ingat ini pula yang membantunya menyerap banyak riwayat atsar (pernyataan dari para sahabat) pada berbagai permasalahan yang muncul.