JAKARTA INSIDER - Peliknya kehidupan, ujian hidup yang seolah tak berhenti dan silih berganti menghampiri.
Kadangkala memunculkan kekhawatiran, rasa down, dan sampai menyalahkan keadaan hingga mengalami frustasi dan stress.
Kehidupan memang tak akan terlepas dari segala macam masalah, tinggal bagaimana kita menghadapinya dengan bijak.
Butuh kekuatan mental yang harus senantiasa dilatih agar teguh menghadapi kehidupan dan tidak berputus asa dalam menghadapi masalah.
Baca Juga: Selama 2021, Jakarta Selatan tertinggi peredaran minuman beralkohol ilegal, Jakarta Pusat terendah
Maka, Islam mengajarkan kepada kita sebagai seorang muslim untuk senantiasa mengharapkan rahmat Allah dan tidak berputus asa dari rahmatNya.
Dengan pengharapan hanya kepada Allah Ta'ala, insyaAllah akan menguatkan mental, tak akan mudah mengalami stress dan frustasi.
Kuncinya adalah senantiasa berbaik sangka kepada Allah, bahwa apapun yang telah Allah Ta'ala tetapkan adalah baik untuk kita.
Dikutip JAKARTA INSIDER dari buku Pilar-pilar Pengokoh Nafsyiah pada Sabtu (19/11/2022). Di antara tanda berbaik sangka kepada Allah adalah mengharapkan rahmat, jalan keluar ampunan, dan pertolongan dari-Nya.
Baca Juga: Agar rumah selalu bersih dan indah, lakukan hal ini. Nomor 5 sering jadi kebiasaan
Allah Ta'ala berfirman :
"Mereka menjawab, " Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa." Ibrahim berkata, "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat." (QS. al-Hijr : 55-56)
Berbaik sangka kepada Allah merupakan kenikmatan yang agung dan menjamin kebahagiaan hidup seseorang di dunia dan akhirat. Hadis dari Abu Hurairah ra. dari Rasul saw., sesungguhnya Allah berfirman,
“Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim)