Saksi ART kompak sebut Yosua hiperseks, Reza Indragiri Amriel malah duga Yosua korban kekerasan seksual

photo author
- Jumat, 18 November 2022 | 22:15 WIB
Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel di acara Kontroversi, Jumat (18/11/2022) malam. (Metro TV)
Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel di acara Kontroversi, Jumat (18/11/2022) malam. (Metro TV)

JAKARTA INSIDER - Kompaknya para saksi ART dan ajudan yang memberikan penilaian sifat buruk Brigadir Yosua malah menggiring bahwa Yosua sebenarnya korban dari kejahatan seksual.

Pada persidangan pekan lalu, terlihat keterangan saksi banyak menyebut mendiang Yosua temperamental, suka dugem, suka marah-marah.

Spekulasi yang disampaikan ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, justru mengungkap fakta.

"Kembali ke bulan Juli saya tidak yakin, tidak ada kontak seksual apalagi kekerasan seksual, baik di Duren Tiga maupun di Magelang. Tapi karena dipaksakan ada kekerasan seksual, kemudian dikaitkan dengan kepribadian ganda," ujar Reza dalam acara Kontroversi yang tayang, Jumat (18/11/2022) di Metro TV.

Baca Juga: Cerita korban ibu muda terjerat 17 aplikasi pinjol puluhan juta rupiah, stres hingga terpikir bunuh diri

"Kemudian digandengkan dengan keterangan banyak saksi, Yosua suka marah, suka dugem, minta dicarikan perempuan maaf, mengesankan dia hiper seksual, pecandu seks, nah sekarang November, Juli saya menganggap ada kekerasan seksual, dianggap harus ada kekerasan seksual. Bisa jadi mendiang Yosua bukan pelaku, tapi korbannya," urai Reza.

"Lantas apa penilaian saya setelah sekian ada banyak sifat buruk Yosua, saya justru khawatir bahwa tampak mendiang Yosua mengalami kejahatan kekerasan seksual berulang kali. Karena keterangan sekian banyak sekali, saya ulagi pemarah, temperamental, suka dugem pecandu seks, apalagi kepibadian ganda."

Menurut Reza, kesaksian itu justru cerminan orang-orang yang pernah mengalami kejahatan seksual.

Baca Juga: Keluarga Bechi tak terima Bechi divonis 7 tahun penjara, tak pernah ada pemerkosaan!

"Ketika seorang pelaku atau korban kekerasan seksual tidak mampu berkata-kata cari pertolongan, apalagi terlebih laki-laki yang notabene jenis kelamin yang kuat dalam sebuah relasi seksual dianggap sosok yang berkuasa," sebut Reza.

Sehingga laki-lakilah yang cenderung jadi pelaku, dengan potret sedemikian rupa maka makin sulit bagi laki-laki yang jadi korban untuk berkata-kata untuk mencari pertolongan.

Tapi betapapun mulutnya bungkam tapi penderitaan dan kesakitan orang yang mengalami kejahatan seksual, hari ke hari makin nyata.

"Maka pantas bagi kita berspekulasi bahwa keterangan saksi ditambah dengan penilaian dari penasehat hukum, justru mempertegas kekhawatiran saya, bahwa mendiang adalah korban kejahatan seksual," ujarnya.

Baca Juga: Densus 88 Antiteror Polri tangkap tiga terduga tindak pidana terorisme kelompok Jamaah Islamiyah

Menurut Reza, dakwaan tidak bicara sama sekali tentang kejahatan seksual, jadi kalau harus dianggap profiling untuk membuktikan Yosua memiliki kepribadian ganda, yang lebih relevan adalah profilnya terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Chandrawathi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ari Utari JI

Sumber: Metro TV

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X