Baca Juga: Kualitas udara di kota Jakarta dinilai buruk, ASN akan bekerja dari rumah atau WFH pekan depan
Dalam satu hadist yang panjang dijelaskan, bagaimana Nabi Muhammad SAW kelak di akhirat memohonkan syafaat kepada kepada Allah untuk umatnya, setelah umat manusia menemui para nabi yang lain, namun tidak bisa memberikan syafaat.
Seperti diceritakan dari Anas bin Malik bahwa Rasullullah SAW pernah bersabda.
"Lalu mereka datang kepadaku, maka aku berangkat dan meminta ijin kepada Tuhanku hingga Dia mengijinkan diriku."
"Ketika aku melihat Tuhanku, maka aku menyungkur bersujud, dan Dia (Allah) membiarkan diriku dalam keadaan demikian selama yang Dia (Allah) kehendaki.
Baca Juga: Lindungi konsumen dari ‘racun’ BPA, BPOM siapkan regulasi pelabelan galon bermerek
"Kemudian Allah berfirman; "Angkatlah kepalamu dan mintalah, niscaya kamu diberi, apa yang kamu minta. Dan katakanlah, niscaya kamu didengar.
Dan mintalah syafaat niscaya akan diberi ijin untuk memberi syafaat
"Lalu, aku mengangkat kepalaku dan memujiNya dengan pujian yang diajarkan kepadaku. Lalu, aku memohon syafaat, dan Dia menentukan suatu batasan kepadaku, lalu aku memasukkan mereka ke dalam surga.
"Kemudian aku kembali kepadaNya, dan ketika aku melihat Tuhanku, maka aku melakukan hal yang serupa, lalu aku memohon syafaat.
Lalu, Dia, memberikan suatu batasan kepadaku atau jumlah tertentu. Lalu, aku memasukkan mereka ke dalam surga.
"Kemudian aku kembali kepadaNya, untuk ketiga kalinya dan keempat kalinya. Hingga aku katakan, tiada orang tinggal di dalam neraka kecuali orang-orang yang telah ditahan Al Qur'an dan dipastikan baginya kekal di dalam neraka." (Hadist Riwayat Bukhari)
Secara umum syafaat tersebut ditujukan kepada seluruh umat yang beriman. Mereka yang selama hidupnya pernah mengikrarkan kalimat syahadat sebagai bukti keimanannya kepada Allah SWT. Serta pengakuaan terhadap kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Ganjar Pranowo serukan semangat persatuan dan pengabdian