Hanya ada satu pantangan yang mesti dipenuhi, yakni tidak boleh memakan beras ataupun makanan yang berasal dari beras. Sebagai penggantinya, mereka bisa mengonsumsi umbi-umbian seperti singkong, ubi, jagung, dan lain-lain.
Sebelum melaksanakan puasa ngrowot, seseorang perlu mendapatkan ijazah atau izin dari ustadz terlebih dahulu. Tujuannya yaitu agar amalan yang dilakukan bisa mendapatkan ridha Allah SWT.
Baca Juga: 5 Tempat wisata yang rutin dijadikan lokasi ritual pada malam 1 suro, yuk disimak!
Mengutip skripsi Kebahagiaan Pelaku Puasa Ngrowot di Desa Dadapayam Suruh Kabupaten Semarang susunan Auliya El Haq (2016), ada beberapa amalan yang bisa dilakukan saat menjalankan puasa ngrowot.
Orang yang menjalankan puasa kebatinan ini tidak boleh meninggalkan sholat fardu dan dianjurkan untuk membaca Alquran secara rutin.
Pelaksanaan Puasa Ngwowot
Tingkat puasa ngrowot tergolong ringan jika dibandingkan dengan puasa tarekat lainnya, seperti puasa mutih, puasa ngepel, dan puasa patigeni. Sebab, pelaku puasa Ngrowot masih dibolehkan untuk merasakan aneka bahan pangan selain yang berbahan dasar beras.
Baca Juga: 7 Jenis makanan ini baik bagi penderita diabetes, bisa mengontrol gula darah tetap stabil
Mereka dibolehkan memakan tiga jenis pangan, yaitu pala kependhem, pala kesimpar, dan pala gumandul. Pala kependhem adalah berbagai jenis umbi-umbian seperti kentang, singkong, ubi jalar, talas, gadhung, garut, ganyong, gembili, suweg, mbote dan sejenisnya.
Pala kesimpar adalah jenis sayuran seperti mentimun, kacang-kacangan, labu, pare, semangka, melon, dan lainnya. Sedangkan pala gumandul dalam bentuk buah-buahan seperti pepaya, mangga, pisang, jambu biji, dan lain sebagainya.
Puasa ngrowot biasanya dilakukan selama satu hari penuh hingga 41 hari, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tidak ada aturan khusus tentang kapan harus mulai atau berbuka puasa.
Baca Juga: Penderita asam lambung wajib tahu, 8 tips sehat menjalani puasa Ramadhan bagi pengidap GERD
Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum menjalankan puasa ini, yaitu memiliki niat yang baik dan mendapatkan izin dari guru atau kyai.
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari puasa ngrowot antara lain adalah meningkatkan kesehatan tubuh karena mengonsumsi makanan alami dan rendah kalori; mengurangi ketergantungan pada nasi sebagai sumber karbohidrat; serta membuka pikiran dan hati untuk bersyukur atas nikmat Allah SWT.***
Artikel Terkait
Malam Satu Suro, tradisi masyarakat Jawa bertepatan Tahun Baru Islam 1 Muharram, ternyata begini asal usulnya
Malam keramat atau malam sakral 1 suro, ritual apa yang dilakukan? Pantangan dan larangan apa saja? Yuk simak!
6 Larangan atau pantangan pada malam 1 suro, yang nekad melanggar konon bisa bikin sial turun temurun!
5 Mitos larangan pada malam 1 suro yang dikenal sejak dahulu kala, apa saja? Yuk disimak!