Keutamaan puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, benarkah bisa menghapus dosa dan melipatgandakan pahala ?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Orang yang berpuasa pada hari Arafah, Allah akan menghapuskan dosa dua tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Dan orang yang berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram), Allah akan menghapuskan dosa satu tahun yang lalu." (HR. Muslim).

Baca Juga: Miris! Uang tabungan milik siswa di Pangandaran raib di Koperasi nilainya capai Rp5 miliar rupiah

Hadis-hadis tersebut menunjukkan keutamaan puasa Dzulhijjah, khususnya puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah).

Puasa ini diharapkan dapat menghapus dosa-dosa yang telah lewat dan yang akan datang.

Selain itu, puasa pada bulan Dzulhijjah secara keseluruhan memiliki keutamaan besar dan dianggap sebagai waktu yang paling utama dalam tahun.

B. Keutamaan puasa Tarwiyah

Dari Abdullah bin Amr bin Al-As radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata:

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa di hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) ketika beliau berada di Mina."

(Hadis riwayat Abu Dawud, no. 2428, dan Ibn Majah, no. 1727. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud)

Hadis ini menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada hari Tarwiyah yang jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika beliau berada di Mina.

Hal ini menunjukkan bahwa puasa Tarwiyah adalah amalan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Niat puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah, berikut niat dan cara pelaksanaannya

Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, yang merupakan hari sebelum hari Arafah.

Puasa ini tidak diwajibkan, tetapi dianjurkan sebagai amalan sunnah. Puasa Tarwiyah merupakan persiapan spiritual bagi umat Muslim yang akan melaksanakan ibadah haji.