Bila memungkinkan, jamaah haji yang tengah haid tentu lebih baik menunggu sucinya selama durasi waktu wukuf masih tersedia untuk memperolah keutamaan wukuf dalam keadaan suci.
Namun bila tidak memungkinkan, semisal dengan menunggu suci berakibat ketinggalan rombongan sehingga dapat mengancam keselamatannya, maka hendaknya ia tetap mengikuti alur pemberangkatan rombongan meski berwukuf dalam keadaan haid.
Baca Juga: PWNU Jabar haramkan anak mondok di Pompes Al Zaytun, simak 3 alasannya
Sebab menjaga keselamatan diri merupakan kewajiban, sementara wukuf dalam keadaan suci adalah kesunnahan/keutamaan.
Kaidah fiqih menegaskan, “al-Wâjibu lâ yutraku illâ li wâjibin” (kewajiban tidak dapat ditinggalkan kecuali karena kewajiban lainnya), sebagian ulama meredaksikan dengan bunyi kaidah “al-wâjibu lâ yutraku li sunnatin” (kewajiban tidak boleh ditinggalkan karena kesunnahan).
Demikian penjelasan Ustadz M. Mubasysyarum Bih, semoga bermanfaat.***
Artikel Terkait
Jelang Idul Adha, penyakit lato lato mulai menyebar sapi dan kerbau di Gunung Kidul, ini ciri-cirinya!
Hari Raya Idul Adha 2023 tinggal menghitung hari, pemerintah telah resmi tetapkan libur dan cuti bersama
Muhammadiyah Usulkan Liburan Idul Adha Dua Hari: Khusus Jika Ada Perbedaan
Idul Adha 2023, ini syarat utama hewan kurban menurut Buya Yahya, yuk simak agar tak salah pilih!
Idul Adha 2023 versi Pemerintah dan Muhammadiyah, tanggal berapa?
Perbedaan Idul Adha 2023 Pemerintah dan Muhammadiyah, Ketua Komisi VIII DPR ajak masyarakat saling menghormati