Raja Louis XVI dan keluarga kerajaan hidup mewah, tidak mampu merespons krisis ekonomi. Ketidakpercayaan publik terhadap monarki menjadi semakin besar.
4. Pengaruh Pencerahan (Enlightenment)
Filsuf seperti Voltaire, Rousseau, dan Montesquieu menekankan hak asasi manusia, kedaulatan rakyat, dan pembatasan kekuasaan.
Ide-ide ini menyebar luas melalui buku, pamflet, dan diskusi publik, memberi landasan intelektual bagi revolusi.
5. Pemanggilan Estates-General
Pada Mei 1789, Raja Louis XVI memanggil Estates-General untuk menyelesaikan krisis pajak.
Namun, konflik antara Third Estate dan kaum elit memuncak, hingga Third Estate membentuk National Assembly, menandai awal perlawanan rakyat terhadap monarki.
II. Tahapan Revolusi
1. Periode Konstitusional (1789–1792)
Rakyat menyusun Declaration of the Rights of Man and of the Citizen, menekankan kebebasan, hak sipil, dan kesetaraan hukum.
Aksi massa: Penyerbuan Bastille (14 Juli 1789) menjadi simbol awal revolusi.
2. Periode Radikal (1792–1794)
Monarki runtuh, Raja Louis XVI dan Marie Antoinette dieksekusi.
Muncul Committee of Public Safety dipimpin Robespierre, dikenal sebagai Reign of Terror, ribuan dieksekusi karena dianggap musuh revolusi.
3. Periode Konsolidasi (1795–1799)
Artikel Terkait
Situasi Terkini di Mako Brimob Kwitang
8 Alasan Muslim Harus Traveling ke Uzbekistan, Negeri Seribu Makam Ulama
Imbas Aksi Demo, Belasan KA Jarak Jauh Berhenti Darurat di Stasiun Jatinegara
Revolusi Prancis hingga Reformasi 1998, 10 Demo Terbesar dalam Catatan Sejarah Dunia
Revolusi Prancis, Sejarah dan Persamaan dengan Kondisi Politik Indonesia Saat Ini