JAKARTA INSIDER - Presiden Joko Widodo menegaskan semua pihak harus menghormati proses hukum yang sedang berjalan di masing-masing lembaga negara.
Hal itu berlaku untuk semua kasus hukum, bukan hanya kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat yang menyeret mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Ferdy Sambo (FS).
Menurut Jokowi, tak hanya kasus Ferdy Sambo saja, untuk semua kasus dirinya tidak bisa mengintervensi.
"Karena kita harus menghormati proses hukum yang ada di lembaga-lembaga negara yang sedang berjalan," kata Jokowi usai meninjau proyek sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2023).
Baca Juga: Ngeri! ini permintaan Christine Hakim saat tampil di serial populer The Last of Us
"Saya tidak bisa mengintervensi proses hukum yang sedang berjalan," kata Jokowi.
Hal ini disebut Jokowi untuk menegaskan terkait permintaan ibunda mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, Rosti Simanjuntak yang menuntut hukuman terhadap Putri Chandrawathi diberikan hukuman maksimal, termasuk Ferdy Sambo.
Diketahui Putri Chandrawathi hanya dituntut hukuman 8 tahun penjara, sementara Ferdy Sambo dituntut hukuman seumur hidup.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Richard Eliezer atau Bharada E dengan hukuman 12 tahun penjara.
Eliezer didakwa melakukan tindak pidana pembunuhan berencana terhadap Yosua.
Hal itu dilakukan bersama dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrwathi, Ricky Rizal R.R., dan Kuat Ma’ruf.
Mereka didakwa terlibat dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Yosua pada 8 Juli 2022 di rumah dinas Komplek Polri Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan.