JAKARTA INSIDER – Meningkatnya angka pengguna media sosial telah menghadirkan banyak kesempatan untuk berbagai macam bisnis, tak terkecuali bisnis di bidang opinion leader, baik sebagai buzzer maupun influencer.
Meskipun pekerjaan mereka terlihat serupa, fungsi kedua opinion leader tersebut sebenarnya berbeda. Dalam keperluan kampanye digital, kita kerap sulit untuk mengetahui perbedaan antara buzzer dan influencer.
Tak sedikit di antara masyarakat yang masih bertanya-tanya, apakah buzzer dan influencer sama? Lalu, apakah keduanya sama-sama menyebarkan informasi yang hanya sekadar ramai di jagad media sosial semata?
Ketua Umum Siberkreasi, Donny BU menjelaskan perihal kedua ‘profesi’ tersebut.
Dalam tayangan podcast di YouTube internetsehat, ia mengatakan bahwa banyak orang yang salah kaprah, menyamakan buzzer dengan influencer.
"Tapi secara umum tuh begini, buzzer itu dulu sejarahnya kan buat marketing. Istilah buzzer itu kan dari buzzing yang artinya mendengung, ya. Kita bayangkan mendengung seperti apa, lebah contohnya. Kalau cuma satu, dia gak kedengeran. Tetapi begitu udah banyak, sangat terdengar," kata Donny.
"Kemudian itu dipakai sebagai salah satu bentuk marketing, yang bagaimana caranya memperkenalkan satu produk, brand, atau jasa dimunculkan sebagai percakapan," tambah dia, Senin (23/1).
Sedangkan influencer, lanjut Donny, adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan tertentu dan basis massa.
Dari basis massa-nya itu, kemudian dia bisa mengajak followers-nya untuk melakukan sesuatu. Tak jarang, seorang influencer memiliki reputasi dan bisa dipercaya.
Baca Juga: Terbaru, Samsung Galaxy A14 5G, RAM 6 GB, baterai tahan lama, harga 2 jutaan. Ini spek lengkapnya
"Influencer itu kalau ngomong berdasarkan data dan pengalaman," ungkap dia.
Influencer sendiri, menurut Donny, tak perlu harus berkelompok seperti buzzer. Mereka bisa sendiri atau bahkan terorkestrasi. Dengan demikian, sudah jelas perbedaan dari buzzer dengan influencer.
