“Karena pertimbangan keamanan kita hanya ditempatkan di Turki, jaraknya kurang lebih 30 menit dari pusat gempa,” jelasnya.
Adapun logistik dan peralatan yang telah disiapkan di antaranya ada rumah sakit lapangan, tenda, matras, sleeping bag, velbed, genset, dan makanan siap saji.
Sementara untuk penyalurannya, ia mengatakan telah menjalin koordinasi dengan KBRI di Ankara.
“Untuk mempermudah proses penyaluran bantuan, sekaligus pemetaan wilayah yang akan diberikan bantuan,” kata dr Makky.
Seperti diketahui, gempa sebesar 7,7 Magnitudo dengan kedalaman 17,8 Kilometer telah mengguncang negara Turki serta negara sekitarnya yang terdampak pada Senin (6/2/2023) dini hari .
Berdasarkan data yang disampaikan oleh situs kebencanaan Pemerintah Turki, korban jiwa dalam bencana tersebut mencapai 41.000 orang meninggal dunia.
Termasuk dua warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban tewas akibat gempa Turki adalah ibu dan anak. Keduanya merupakan WNI asal Bali dan ditemukan tertimpa reruntuhan di Kahramanmaras. ***
Artikel Terkait
Update gempa Turki-Suriah: Korban tewas lampaui 40000 orang, PBB kirimkan bantuan 397 juta dolar
Tantangan suhu dingin selimuti proses evakuasi korban gempa Turki, Tim SAR gabungan berhasil temukan 5 jenazah
Bantu penanganan gempa Turki, Tim gabungan EMT tahap dua mulai diberangkatkan, total ada 119 orang
2 WNI korban gempa Turki belum juga ditemukan, KBRI Ankara dan Tim Charlie Basarnas lakukan upaya pencarian