Media pemerintah China merekayasa angka penurunan terinfeksi Covid 19, mengapa?

Beberapa berada di tempat tidur di koridor, ditutupi selimut dan menerima perawatan level IV, sementara belasan lainnya mengantri di sekitarnya menunggu untuk diperiksa oleh dokter. Tidak jelas berapa banyak yang terjangkit COVID.

'Sangat tidak wajar'

Organisasi Kesehatan Dunia telah mendesak pejabat kesehatan China, untuk secara rutin membagikan informasi spesifik dan real-time tentang situasi COVID.

Baca Juga: Ini besaran uang pesangon dan penghargaan yang diterima karyawan yang terkena PHK menurut Perppu Cipta Kerja

WHO telah diundang oleh para ilmuwan China, untuk mempresentasikan data terperinci, tentang pengurutan (kasus terinfeksi) virus, saat pertemuan Selasa, dari tim penasihat teknis.

WHO juga meminta China untuk berbagi data tentang rawat inap, kematian, dan vaksinasi.

"Saya tidak berpikir China akan sangat tulus ( jujur) dalam mengungkapkan informasi," kata Alfred Wu, profesor di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di National University of Singapore.

"Mereka lebih suka menyimpannya untuk diri mereka sendiri, atau mereka akan mengatakan tidak ada yang terjadi, tidak ada yang baru. Perasaan saya sendiri, bahwa kita dapat berasumsi tidak ada yang baru ... tetapi masalahnya adalah masalah transparansi China," sambungnya.

Baca Juga: Unggahan foto Rizky Billar saat sedang umroh panen hujatan netizen, dibandingkan dengan Raffi Ahmad

Amerika Serikat, Prancis, dan lainnya akan mewajibkan tes COVID pada turis dari China. Sementara Belgia mengatakan akan menguji air limbah dari pesawat untuk varian COVID baru.

Pejabat kesehatan Uni Eropa akan bertemu pada hari Rabu untuk keperluan tanggapan dan koordinasi.

China telah menolak kritik terhadap data COVID-nya, dan mengatakan setiap mutasi baru mungkin lebih menular tetapi kurang berbahaya.

Kementerian luar negeri China mengatakan pada hari Selasa, bahwa pembatasan masuk yang diberlakukan oleh beberapa negara pada turid dari China "tidak memiliki dasar ilmiah" dan "tidak masuk akal".

China akan berhenti mewajibkan turis yang masuk untuk melakukan karantina, mulai 8 Januari.

Tetapi masih tetap menerapkan hasil tes PCR negatif, dalam waktu 48 jam sebelum keberangkatan.