Khususnya di Yogyakarta, sepak terjang Muhammadiyah mampu mencerahkan dan memajukan ilmu pengetahuan serta teknologi dalam memerangi kemiskinan dan kebodohan.
Langkah cerdas dan konsistensi yang membuahkan keberhasilan itu membuat nama Muhammadiyah semakin harum di Yogyakarta sehingga mulai menyebar di dalam dan luar Jawa
Program yang diusung oleh Muhammadiya kala itu adalah untuk membebaskan dan memberdayakan masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Baca Juga: Sejarah singkat Nahdlatul Ulama dari waktu ke waktu
Tak hanya dengan ucapan, KH Ahmad Dahlan memberikan pembelajaran kepada muridnya dengan contoh. Seperti, sering mengajak murid-muridnya untuk mengasuh anak yatim piatu yang kurang mampu.
Semangat keberpihakan kepada rakyat yang tidak berdaya menjadi semangat dan napas gerakan Muhammadiyah.
Selain mendirikan panti asuhan, Muhammadiyah juga membangun rumah sakit untuk fakir miskin. Selain itu, ada juga beberapa kegiatan pendidikan bagi masyarakat yang tidak mampu.
Selayaknya Ayah dan Ibu, Muhammadiyah juga memiliki organisasi perempuan yang terbilang aktif. Lantas, berdirilah Aisyiyah pada 1917.
Aisiyah berdiri sebagai oOrganisasi otonom dan berfokus mengembangkan pendidikan anak-anak dan perempuan tanah air.
Atas segala perjuangan dan jerih payah Muhammadiyah dalam membangun peradaban Islam di Indonesia, Presiden pertama Indonesia Soekarno, dibuat takjub olehnya.
Bung Karno menuturkan kala itu; Muhammadiyah telah berani muncul untuk memodernisasi cara mengembangkan Islam di seluruh Nusantara.
Kesepahaman bersama antara Muhammadiyah dan Sang Presiden dalam mengentaskan kemiskinan menjadi landasan untuk terus mendukung ormas-ormas Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan semakin bertumbuh.***
Artikel Terkait
Maulid Nabi, Ketum PP Muhammadiyah berbagi kisah tentang Muhammad membangun peradaban
Menjadi pembicara kunci di Universitas Oxford, Gus Yahya tawarkan misi peradaban Islam ala NU
Sejarah singkat NU dan Muhammadiyah, pendirinya ternyata bersahabat
Perbedaan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam Fiqih