JAKARTA INSIDER – Perjalanan organisasi keagamaan Muhammadiyah, tidak terlepas dari sejarah Indonesia. Muatan modernisasi dalam Islam yang dibawa organisasi ini bukan main-main.
Dalam komando KH Ahmad Dahlan, Muhammadiyah menjadi organisasi yang memberikan pengaruh besar terhadap sejarah Indonesia khususnya dalam bidang Kesehatan dan Pendidikan.
Pergerakan Muhammadiyah semakin tak kenal halang rintang karena memegang teguh prinsip amar ma'ruf nahi munkar serta gerakan tajdid (pembaruan).
Baca Juga: Gerak cepat! Liverpool salip Manchester United dalam perebutan Cody Gakpo, segini biayanya
Rekam jejak Muhammadiyah dalam kemajuan bidang pendidikan berhasil memberantas keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan pada masyarakat Indonesia.
Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 di Desa Kauman, Yogyakarta.
Pendirian organisasi ini dilaksanakan tepat setelah KH. Ahmad Dahlan pulang dari Tanah Suci, Mekkah.
KH Ahmad Dahlan yang mulanya bernama Muhammad Darwis itu berhasil mengais ilmu pengetahuan agama dari guru dan ulama di Mekkah.
Niat KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah adalah untuk memerangi praktik mistik sekaligus mengentaskan kemiskinan masyarakat pribumi akibat penjajahan Belanda
Menurut Ridho Al-Hamdi dalam buku Paradigma Politik Muhammadiyah (2020) mengutip VOI, ajaran yang diyakini KH. Ahmad Dahlan di Muhammadiyah sepenuhnya mengembuskan renungan kritis terhadap ayat-ayat Alquran yang diselaraskan dengan konteks dan permasalahan zaman.
Menyelaraskan nash (dalil) dan waqi' (konteks zaman) yang kemudian berhasil menghadirkan wajah peradaban Islam yang positif dan progresif.
Sang kiyai itu menjadikan Alquran sebagai sumber inspirasi untuk membentuk Muhammadiyah yang tumbuh menjadi gerakan reformis-modernis.
Baca Juga: Angel Di Maria, sang dewa penyelamat Lionel Messi
Artikel Terkait
Maulid Nabi, Ketum PP Muhammadiyah berbagi kisah tentang Muhammad membangun peradaban
Menjadi pembicara kunci di Universitas Oxford, Gus Yahya tawarkan misi peradaban Islam ala NU
Sejarah singkat NU dan Muhammadiyah, pendirinya ternyata bersahabat
Perbedaan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam Fiqih