JAKARTA INSIDER - Permasalahan tentang konflik pembakaran Al-Qur'an oleh politisi Swedia semakin memanjang.
Turki sebagai anggota NATO awalnya tak akan memberikan izin atau menyetujui Swedia menjadi dan bergabung sebagai salah satu anggota NATO.
Setelah politisi Swedia membakar Al-Qur'an, kini Turki dan Erdogan berencana untuk keluar dari NATO.
Baca Juga: Tak hanya Turki, Iran Indonesia kutuk aksi bakar Al-Qur'an di Swedia
Hal ini di sampaikan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada pidatonya dalam konfereni pers yang dikutip oleh Jakarta Insider dari laman Anadolu Agency (27/01/2023).
Presiden Erdogan dalam pidatonya mengatakan bahwasanya Turki tengah berencana keluar dari Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara) NATO.
Baca Juga: Al-Qur'an dibakar, para aktivis Turki balas bakar bendera Swedia di Stockholm
Hal ini kemudian juga di sampaikan oleh Ethem Sancak sebagai Wakil Ketua Partai Tanah Air Turki.
Ethem Sancak mengatakan bahwa Ankara tengah mempersiapkan proposal untuk berencana keluar dari organisasi NATO.
" Turki tengah memiliki rencana untuk segera keluar dari NATO, dalam jangka waktu lima atau enam bulan ke depan " sebut Ethem Sancak.
Turki sudah bergabung dengan NATO selama 70 tahun sebelum akhirnya akan berencana untuk segera keluar dari organisasi NATO.
Erdogan mengatakan bahwasanya banyak tekanan yang datang dari negara barat untuk Turki dan adanya pertimbangkan yang membuat Turki akan segera keluar dari organisasi NATO.