'Dangerous Weeks'
Saat pekerja dan pembeli China berjatuhan sakit, kekhawatiran meningkat tentang prospek pertumbuhan jangka pendek di sektor ekonomi terbesar kedua di dunia, menyebabkan volatilitas di pasar keuangan global.
Data pada hari Selasa menunjukkan, aktivitas pabrik China menyusut dengan kecepatan yang lebih tajam dari pada bulan Desember.
Pengiriman pada bulan Desember dari pabrik iPhone Zhengzhou (2317.TW) Foxconn, terganggu oleh kepergian pekerja dan kerusuhan di tengah wabah COVID, merupakan 90persen dari rencana awal perusahaan.
"Infeksi bushfire di China dalam beberapa bulan mendatang, kemungkinan akan merugikan ekonomi China pada tahun ini, dan menyeret pertumbuhan global lebih rendah," kata kepala Dana Moneter Internasional, Kristalina Georgieva.
"China sedang memasuki minggu-minggu pandemi yang paling berbahaya," analis Capital Economics memperingatkan.
Data mobilitas menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi tertekan secara nasional, dan kemungkinan akan tetap terjadi sampai infeksi mereda, imbuhnya.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ( China) mengatakan, 52,71 juta perjalanan domestik selama liburan Tahun Baru menghasilkan 26,52 miliar yuan ($3,84 miliar), naik 4 persen tahun-ke-tahun, tetapi hanya sekitar 35 persen dari pendapatan 2019, sebelum pandemi.
Harapan lebih tinggi untuk liburan terbesar China, tahun baru imlek, akhir bulan ini, ketika beberapa ahli memperkirakan, infeksi akan memuncak di banyak tempat.
Beberapa hotel di resort wisata Sanya sudah penuh dipesan untuk periode waktu tersebut, lapor media.***