politika

Media pemerintah China merekayasa angka penurunan terinfeksi Covid 19, mengapa?

Selasa, 3 Januari 2023 | 19:29 WIB
Ilustrasi / Media yang ada di China merekayasa angka penurunan terinfeksi Covid 19. Mengapa? (Pixabay)

 

JAKARTA INSIDER - Media pemerintah China merilis berita bahwa penyakit parah akibat COVID jarang terjadi, dengan merekayasa minimnya tingkat keparahan lonjakan infeksi COVID-19.

Hal itu terjadi menjelang pengarahan yang diinginkan oleh para ilmuwannya kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan mengharapkan data rinci tentang evolusi virus, pada Selasa (3/1/2023).

Dikutip JakartaInsider dari kantor berita Reuters, edisi Selasa (3/01), perputaran balik yang tiba-tiba pada kontrol COVID China, pada 7 Desember, serta keakuratan data kasus dan kematiannya, mendapat pengawasan serius di dalam dan luar negeri, dan mendorong beberapa negara untuk memberlakukan pembatasan perjalanan.

Baca Juga: Chord gitar lagu Duka – Last Child: Sampai kini masih ku coba tuk terjaga dari mimpi ku...

Pergeseran kebijakan tersebut, menyusul protes atas pendekatan "nol COVID" yang diperjuangkan oleh Xi Jinping.

Ditandai terjadi pembangkangan publik yang paling kuat terhadap kepresidenan Xi Jinping yang memasuki umur satu dekade, seiring dengan pertumbuhan paling lambat di China, dalam hampir setengah abad terakhir.

Ketika virus menyebar tanpa terkendali, rumah duka telah melaporkan lonjakan permintaan layanan mereka, dan pakar kesehatan internasional memperkirakan setidaknya satu juta kematian di negara terpadat di dunia tahun ini.

Baca Juga: Terungkap saat Putin pidato tahun baru, ratusan tentara Rusia dijatuhi bom dan tewas, Kremlin tidak membantah

China melaporkan tiga kematian COVID baru untuk hari Senin, dengan jumlah kematian resmi sejak pandemi mulai menjadi 5.253 kasus.

Pada hari Selasa, People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis, mengutip para ahli China yang mengatakan, penyakit yang disebabkan oleh virus itu, relatif ringan bagi kebanyakan orang.

"Penyakit parah dan kritis mencapai 3 persen hingga 4persen, dari pasien terinfeksi yang saat ini dirawat di rumah sakit ditunjuk di Beijing," jelas Tong Zhaohui, wakil presiden Rumah Sakit Chaoyang Beijing, mengatakan kepada surat kabar itu.

Baca Juga: Bukan pujian yang didapat, Rizky Billar justru kena semprot netizen saat sedang umroh, apa lagi yang salah?

Kang Yan, kepala Rumah Sakit Tianfu China Barat Universitas Sichuan, mengatakan, bahwa dalam tiga minggu terakhir, total 46 pasien telah dirawat di unit perawatan intensif, atau sekitar 1persen dari yang bergejala infeksi.

Area darurat di Rumah Sakit Zhongshan di Shanghai penuh dengan pasien pada hari Selasa, kebanyakan dari mereka sudah lanjut usia, kata seorang saksi mata Reuters.

Halaman:

Tags

Terkini