JAKARTA INSIDER – Penanganan dampak gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur tak hanya berfokus kepada para korban dan kerusakan infrastruktur saja.
Namun Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemda Jabar) juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi serta melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa terjadi.
Pasalnya, gempa berkekuatan 5,6 SR yang mengguncang Kabupaten Cianjur dan sekitarnya juga menimbulkan luka bahkan trauma tersendiri kepada para korban.
Sebagai langkah antisipasi agar penanganan bisa maksimal, Pemda Jabar juga melakukan klarifikasi terkait puluhan berira hoaks yang tidak diketahui kebenarannya.
Mengingat berita hoaks yang beredar luas di masyarakat melalui media social tersebut dapat memperkeruh upaya penanganan untuk para korban terdampak gempa.
Pemda Jabar membentuk tim Jabar Saber Hoaks (JSH) yang khusus menangani berbagai isu informasi bohong dalam lingkup Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar.
Hasilnya, dalam sepekan terakhir tim JSH menerima 59 aduan hoaks yang telah beredar di masyarakat terkait gempa Cianjur.
Dari 59 aduan hoaks tersebut, 23 kasus diantaranya telah diklarifikasi dan hasilnya dipublikasikan melalui akun Instagram JSH.
Ika Mardiah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar mengungkap bahwa munculnya 23 hoaks dalam waktu sepekan itu bisa dibilang cukup banyak.
"Rata-rata dalam sebulan JSH menerima 40-an kasus hoaks yang diklarifikasi. Namun ketika gempa Cianjur, JSH menerima 23 kasus hoaks dalam sepekan sejak tanggal 21 November2022 sampai hari ini," kata Ika, Rabu (30/11/2022).
Lebih lanjut Ika menjelaskan bahwa beberapa kasus yang diklarifikasi oleh tim JSH adalah kebanyakan terkait kejadian saat gempa terjadi serta dampak dari bencana alam yang mengguncang Cianjur tersebut.
Baca Juga: Rincian harga emas hari ini 1 Desember 2022 dari 0,5 gram sampai 1 kg, antam mulai Rp560 ribu
Seperti contoh video detik-detik longsor gempa di Cianjur yang ternyata itu adalah hoaks.