"Cilakanya, kargo LNG yang dijual PGN ke Gunvor adalah kargo LNG milik Pertamina Holding, yaitu berasal dari kontrak pembelian kargo LNG antara Pertamina dengan perusahaan yang berbasis di Australia, Woodwide Energy Ltd," ucap Yusri.
Baca Juga: 5 Ciri rumah yang terkena kiriman sihir dan santet, salah satunya terdengar suara ledakan!
Namun menurut Yusri, langkah dini deal bisnis LNG dengan market yang dilakukan PGN, mungkin saja lantaran awalnya mendengar ada perintah dari internal Pertamina Holding untuk mengalihkan pengelolaan LNG ke PGN, jadi soal lemahnya kordinasi antara PGN dengan Pertamina Holding diduga sebagai penyebab timbulnya masalah dengan Gunvor.
Konon kabarnya, kata Yusri, KPK telah bersurat ke Pertamina Holding meminta agar pengelolaan LNG sementara tidak dialihkan ke PGN dahulu sampai penyidikan KPK selesai.
Dengan kata lain, kargo boleh dijual tapi di bawah pengelolaan Pertamina Holding. KPK diketahui sedang berupaya menuntaskan proses penyidikan kasus kontrak LNG Pertamina dengan Corpus Christy Liquefection Liability Company, anak usaha Cheneire Energi Inc sebuah perusahaan energi yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat.
Baca Juga: Babad Tanah Jawi: Karya Epik yang Menceritakan Sejarah Jawa
"Akibatnya, untuk mengatasi masalah potensi gagal suplai LNG oleh PT PGN, adalah lagi berjuang keras mencari sumber kargo LNG baru di pasaran, jikapun dapat kargo LNG tersebut, diperkiraan dengan harga mahal, kemahalan itulah potensi kerugian yang akan dialami PGN ke depan," ujar Yusri.
Persoalan kargo LNG itu belakangan diketahui lantaran direksi PGN dianggap kurang berkoordinasi dengan pejabat Pertamina Holding yang mengurusi bisnis LNG.
"Pada saat direksi PGN meminta bantuan Pertamina, tentu menjadi dilematis karena harga kontrak LNG Pertamina dengan perusahaan Australia lebih tinggi dibanding harga jual LNG PGN ke Gunvor, sehinga pilihannya hanya apakah PGN atau Pertamina Holding yang harus menanggung rugi," tandas Yusri.
"Kami tidak mengetahui secara pasti apakah Pertamina Holding sudah menggunakan leverage-nya untuk membantu PGN dalam melakukan negosiasi dengan pihak Gunvor," imbuh Yusri.
Menurut Yusri, harusnya Pertamina Holding bisa menekan Gunvor untuk mengurai potensi kerugian yang akan diderita PGN, lantaran Gunvor banyak terikat bisnis suplai minyak ke Pertamina.
Sehingga timbul pertanyaan di market, "mengapa Pertamina Holding tidak menggunakan leverage-nya untuk menolong PGN?" tanya Yusri.
Sehingga menurut Yusri, kasus ini memberi kesan ada masalah kordinasi antara Pertamina Holding dengan Subholding PGN.