JAKARTA INSIDER - Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, memberikan penilaian 5 untuk kinerja Kementerian Pertahanan (Kemhan) di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ganjar dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (7/1) malam lalu.
Ganjar menegaskan bahwa penilaian tersebut didasarkan pada fakta bahwa target kinerja Kemhan tidak tercapai.
Baca Juga: Ketidakonsistenan Pernyataan Anies dan Cak Imin, Pengamat Sebut Kubu AMIN Berhati-Hati
"Ya, karena targetnya tidak tercapai," ungkap Ganjar di Cilacap, Jawa Tengah, dikutip JakartaInsider.id pada Selasa, 9 Januari 2024.
Selain masalah target yang tidak tercapai, Ganjar juga menyoroti fakta bahwa Prabowo Subianto, sebagai pemimpin Kemhan, belum menyusun buku putih pertahanan.
Buku Putih Pertahanan Indonesia memiliki landasan hukum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Baca Juga: Viral! Diah Wulan Sari, Sosok Wanita yang Berteriak Kasar pada Anies Baswedan saat Debat Capres
Pasal 16 ayat 4 dari undang-undang tersebut menjelaskan bahwa "buku putih pertahanan" adalah pernyataan kebijakan pertahanan secara menyeluruh yang diterbitkan oleh menteri dan disebarluaskan ke masyarakat umum, baik domestik maupun internasional, untuk menciptakan saling percaya dan meniadakan potensi konflik.
Ganjar juga mengungkapkan bahwa data dunia yang ia sampaikan menunjukkan adanya penurunan kondisi dalam kinerja Kemhan.
Meskipun tidak secara rinci menguraikan data tersebut, Ganjar meyakinkan bahwa penilaian 5 yang diberikannya didasari oleh informasi terkait kinerja Kemhan.
Baca Juga: KPU terus mendata surat suara rusak, proses pengecekan dan penggantian dijamin tanpa biaya tambahan
Sebelumnya, Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, menanyakan penilaian Ganjar terhadap kinerja Kementerian Pertahanan, mengingat Ganjar sebelumnya memberikan nilai 5 terkait penegakan hukum di Indonesia.
Ganjar menegaskan bahwa penilaiannya didukung oleh data yang dimilikinya terkait kinerja Kemhan.
Namun, Anies menanggapi penilaian tersebut dengan menyebutnya terlalu tinggi.