Kisah Laksamana Muda Maeda, Perwira Jepang yang membantu perumusan Proklamasi kemerdekaan Indonesia

photo author
- Jumat, 4 Agustus 2023 | 19:00 WIB
Laksamana Muda Maeda, Perwira Jepang yang membantu perumusan Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Laksamana Muda Maeda, Perwira Jepang yang membantu perumusan Proklamasi kemerdekaan Indonesia

JAKARTA INSIDER - Mungkin dari kita banyak yang tidak tahu, ada seorang perwira Jepang yang berjasa bagi Indonesia.

Perwira Jepang itu ditugasi sebagai penjaga status Quo di Indonesia saat pendudukan Jepang kala itu.

Perwira Jepang itu adalah Laksamana Muda Maeda Tadashi, seorang perwira Angkatan Laut Jepang yang ditugaskan di Indonesia

Dilansir Jakartainsider dari Youtube Berbagi Sejarah Channel, Jumat (4/8/2023), Laksamana Muda Maeda yang berhati mulia ini ternyata diam-diam simpati terhadap para pejuang dan rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Baca Juga: Surat terbuka Sultan Rifat, korban terjerat kabel fiber optik di Jaksel, untuk Jokowi dan Mahfud MD

Tahun 1942, Laksamana Muda Maeda oleh ditugaskan pemerintah Jepang ke Indonesia. Dia tinggal di  jalan Iman Bonjol Jakarta Pusat. Di rumah inilah teks proklamasi dirumuskan.

Dalam buku "Kisah Istimewa Bung Karno" diceritakan, bahwa Laksamana Muda Maeda sebelum dia bertugas di Indonesia, dia adalah seorang penghubung Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Jerman.

Setelah selesai bertugas di Berlin Jerman, Laksamana Muda Maeda dipanggil pulang oleh pemerintahnya dan mendapat tugas baru di Indonesia sebagai pendudukan Jepang di Indonesia kala itu. Tepatnya tahun 1942, Laksamana Muda Maeda mulai bertugas di Indonesia.

Baca Juga: Kisah seram tentang boneka Annabelle yang dikenal mengerikan, ternyata merupakan kisah nyata tahun 70 an

Sembari bertugas sebagai penjaga status Quo di Indonesia, Laksamana Muda Maeda juga sempat mendirikan sekolah  institute politik yang bernama "Asrama Indonesia Merdeka" di Jakarta Pusat.

Sekolah Asrama Indonesia Merdeka ini  didirikan pada Oktober tahun 1944, sedangkan operasional institute politik ini diserahkannya kepada Ahmad Soebarjo. Namun tidak berapa lama sekolah ini dipindahkan ke Jalan Kebon Sirih.

Di sekolah tersebut, sebagian gurunya hampir semua figur nasionalis seperti  Soekarno sebagai pengajar politik, Muhammad Hatta sebagai pengajar ekonomi, Sanusi Pane mengajarkan sejarah Indonesia, Syahrir mengajarkan Sosialisme, Ahmad Subarjo mengajarkan Hukum Internasional dan Sumantri mengajar Hukum Pidana.

Baca Juga: 3 Alasan ini mendasari PBB dukung Prabowo sebagai Capres dalam Pilpres 2024

Seperti yang  diceritakan Muhammad Hatta dalam memoarnya pada tahun 2002, sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada 15 Agustus 1945, santer berita bahwa Jepang telah menyerah pada sekutu. Namun berita itu masih simpang siur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: Youtube Berbagi Sejarah Channel

Tags

Rekomendasi

Terkini

X