Laporan tersebut saat ini sudah teregister dengan Nomor LP/B/76/IV/2023/SPKT/Bareskrim Polri tertanggal 25 April 2023.
Di media sosial sebelumnya AP Hasanuddin memberikan komentarnya terkait dengan perbedaan penentuan 1 Syawal 1444 H untuk perayaan Hari Raya Idulfitri di unggahan Facebook peneliti BRIN, Prof Thomas Djamaluddin.
Baca Juga: James Corden akan keluar dari Amerika Serikat, tinggalkan Carpool Karaoke dan The Late Late Show
“Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas,” tulis Thomas.
Unggahan tersebut kemudian mendapat beragam komentar, salah satunya dari AP Hasanuddin yang menanggapi salah satu komentar di unggahan Thomas.
“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,” tulis AP Hasanuddin.***
Artikel Terkait
Gerhana Matahari Hibrida terjadi di Indonesia, begini penjelasan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
Peristiwa langka Gerhana Matahari Hibrida terjadi pada 20 april 2023, BRIN: Momen untuk melakukan penelitian
Komentar Peneliti BRIN AP Hasanuddin berujung pelaporan, Polri mulai selidiki kasus ancaman warga Muhammadiyah
Thomas Djamaluddin dan Andi Pangerang terseret masalah ancam Muhammadiyah, Handoko: BRIN meminta maaf
Peneliti BRIN Thomas Djamaluddin akhirnya minta maaf: Tidak ada kebencian saya pada organisasi Muhammadiyah