Belum lagi dengan tembakan artileri yang datang tanpa henti.
Rusia mencoba mengepung Bakhmut untuk mencapai sebuah keuntungan besar pertamanya dalam lebih dari setengah tahun.
Baca Juga: Venna Melinda cabut gugatan cerai terhadap Ferry Irawan, akankah rumah tangga mereka kembali utuh?
Setelah kemenangan Rusia dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Ukraina telah memperkuat posisi di Barat Bakhmut sebagai persiapan untuk kemungkinan mundur.
Namun, laporan dari para komandan di lapangan menunjukkan, mereka belum memutuskan untuk mundur.
Pertempuran sengit telah menghabiskan cadangan artileri kedua belah pihak.
Ribuan peluru ditembakkan setiap hari di sepanjang front Timur dan Selatan.
Sekutu Eropa Kyiv sedang berupaya untuk menyepakati pasokan amunisi yang lebih banyak lagi bagi pasukan Ukraina di medan tempur.
Sementara itu, Washington mengatakan, meskipun kota Bakhmut bagian Timur itu jatuh ke tangan Rusia, hal ini tidak menandakan terjadinya pergeseran momentum perang.
Di Timur Tengah, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan ia tidak akan memprediksi kapan atau apakah pasukan Ukraina akan meninggalkan kota Bakhmut.
Namun jika jatuh ke tangan Rusia, tidak berarti Rusia akan mengurangi intensitas pertempuran.
"Saya pikir menguasai Bakhmut lebih merupakan nilai simbolis daripada nilai strategis dan operasional,” kata Lloyd Austin.
Artikel Terkait
Tentara bayaran AS yang diterjunkan bantu Ukraina berkhianat, kini berpihak ke Rusia
Setahun digempur Rusia, Ukraina dapat pasokan drone super canggih dari AS
Dokter yang bantu persalinan 'pacar rahasia' presiden Rusia tewas misterius
Jerman dan Komisi Eropa yakin Cina tidak kirim senjata ke Rusia, tidak ada bukti
Tentara bayaran Wagner Rusia kekurangan amunisi, Yevgeny Prigozhin curiga disengaja