JAKARTA INSIDER - Memasuki tahun kedua ‘invasi’ Rusia, pertempuran semakin berkecamuk di wilayah utara, timur, dan selatan Ukraina, pada Jumat (24/2/2023).
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutnya sebagai ‘operasi militer khusus’ terhadap ancaman keamanan dan sebagai bukti bahwa Barat meningkatkan perang dengan mengirimkan senjata ke Ukraina.
Majelis Umum PBB mengadakan pemungutan suara yang mengadopsi resolusi perdamaian abadi dan menuntut Rusia menarik pasukan dari Ukraina untuk mengakhiri perang, pada Kamis.
Baca Juga: Amerika Serikat ejek Rusia mengemis ke Korea Utara dan Iran karena rugi di perang Ukraina
Dilansir Jakarta Insider dari laman Reuters pada Jumat (24/2/2023), ada 141 suara yang mendukung resolusi tersebut dan 32 abstain, Cina yang menjadi sekutu Rusia.
Sebanyak enam negara memilih tidak untuk bergabung dengan Rusia, seperti Belarus, Korea Utara, Eritrea, Mali, Nikaragua, dan Suriah.
Sementara itu, Duta Besar Rusia Dmitry Polyanskiy yang menjadi wakil untuk PBB menyebut tindakan tersebut “tidak berguna”.
Baca Juga: Rusia ancam Amerika dengan nuklir jika bikin perang Ukraina jadi konflik global
Dalam sebuah pesan video, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina kuat dan siap untuk mengalahkan semua orang.
Zelensky menggambarkan 2022 sebagai tahun ketahanan, keberanian, rasa sakit, dan persatuan.
“Hari terpanjang dalam hidup kita. Hari tersulit dalam sejarah kita baru-baru ini. Kami bangun pagi dan belum tidur sejak itu,” katanya, duduk di belakang meja dan mengingat bagaimana dia berbicara kepada orang-orang Ukraina setahun yang lalu, ketika dunia terhuyung-huyung dari serangan Rusia kala itu.
Perang Rusia-Ukraina telah merusak ekonomi dunia dan menjadi konflik terbesar setelah Perang Dunia Kedua.
Ancaman Presiden Vladimir Putin yang akan meningkatkan senjata nuklir, menegang di situasi konflik.
Artikel Terkait
Hubungan makin mesra, Tiongkok jadi pembeli minyak terbesar Rusia
Imbas perang Rusia - Ukraina, hubungan Polandia dan Belarus ikut-ikutan panas sampai saling usir diplomat
Menanti pertemuan Xi Jinping dan Vladimir Putin, Diplomasi Cina bagi perdamaian Rusia-Ukraina
Selain Iran, hubungan Rusia dan China semakin akrab, Putin sebut prioritas kebijakan luar negeri
Bersahabat dengan Rusia, ini bentuk dukungan ekonomi yang diberikan China untuk Putin dalam perang Ukraina