Muhammadiyah meninjau pemanfaatan digitalisasi untuk menguatkan kedaulatan aplikasi di Indonesia

Baca Juga: Amin Rais menangis bahagia, Partai Ummat berpeluang jadi peserta Pemilu 2024 usai mediasi dengan KPU

Dia juga menekankan bahwa dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, kita akan semakin tergantung pada teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, dan lainnya.

Ridho menyoroti bahaya infrastruktur aplikasi yang datang dari luar yang tidak hanya menghasilkan layanan tetapi juga mengumpulkan data kita dan mengirimkannya melalui server ke negara asalnya.

Ridho juga merujuk hasil penelitian salah satu universitas di Skotlandia yang menemukan bahwa dua merek HP buatan China memiliki produk yang menyimpan data pemilik HP di server mereka.

Salah satu merek yang dimaksud adalah Xiaomi.

Baca Juga: Amien Rais tuding rejim jegal Partai Ummat lolos Peserta Pemilu 2024

Menurut Ridho, ini menunjukkan bahwa data pribadi seseorang direkam dan tersimpan di server negara produsen HP tersebut.

Ini adalah bentuk penjajahan digital dalam era modern.

Ridho memberikan contoh aplikasi TikTok yang telah dilarang di berbagai negara karena mencuri data pengguna.

Untuk melawan ancaman semacam ini, Ridho menekankan perlunya semangat dan upaya untuk menjaga kedaulatan digital dengan menciptakan server dan aplikasi dalam negeri sendiri, baik untuk mengembangkan produk maupun melawan aplikasi berdampak negatif yang mengancam generasi muda Indonesia.

Baca Juga: Amien Rais duga kuat ada intervensi KPU Pusat, Partai Ummat tak lolos verifikasi faktual

Ridho, yang juga merupakan pakar dalam bidang Artificial Intelligence (AI), meyakinkan bahwa pemuda-pemudi Muhammadiyah memiliki tenaga ahli di bidang digitalisasi.

Oleh karena itu, Muhammadiyah akan memulai gerakan untuk bersaing dan menciptakan platform digitalisasi sendiri.

Ini bertujuan untuk mengantisipasi aplikasi berdampak negatif yang terpasang di HP produk luar.

Ridho mengingatkan bahwa kita saat ini hidup dalam era digitalisasi, dengan generasi muda di Indonesia menghabiskan tujuh jam empat puluh menit per hari menggunakan teknologi digital untuk berbagai keperluan.