Baca Juga: Sejarah Banser, sayap NU yang menjadi benteng Ulama dan pembela NKRI
Kebijakan tersebut tentu menjadi masalah karena ulama pesantren menganggap hal tersebut sebagai upaya memberangus tradisi dan budaya dalam Islam yang selama ini telah berkembang.
Selain itu, rencana tersebut pun dapat menjadi menjadi ancaman bagi peradaban Islam sendiri.
Saat itu, KH Abdul Wahab Chasbullah yang tergabung dalam Centraal Comite Chilafat (CCC) menyampaikan jika delegasi CCC untuk Muktamar Dunia Islam harus mampu mendesak Raja Ibnu Saud untuk memberikan kebebasan bermazhab.
Sistem mazhab yang selama ini berjalan di tanah Hijaz harus dilindungi dan dipertahankan. Hal tersebut disampaikan KH Abdul Wahab dalam Kongres Islam Keempat di Yogyakarta.
Baca Juga: Panik! Akhirnya Gita Savitri klarifikasi soal Childfree bikin awet muda: Aku hanya bercanda
Sayangnya, diplomasi tersebut selalu berakhir dengan kekecewaan. Akhirnya, dia pun melakukan langkah strategis dengan membentuk panitia sendiri yang bernama Komite Hijaz.
Untuk menyampaikan pemikirannya di Muktamar Dunia Islam, Komite Hijaz menunjuk K.H Raden Asnawi sebagai delegasinya.
Pertanyaan baru pun muncul, dari institusi mana Raden Asnawi tersebut dikirim? Akhirnya dengan persetujuan KH Hasyim Asyari sebagai guru dari KH Abdul Wahab, dibentuklah organisasi Jam’iyah Nahdlatul Ulama atau yang saat ini dikenal dengan Nahdlatul Ulama saja pada 16 Rajab 1344 Hijriah.
Tanggal terbentuknya Nahdlatul Ulama tersebut bertepatan dengan 31 Januari 1926 Masehi.
Para Pendiri Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama tidak mungkin ada hingga saat ini jika tidak memiliki orang-orang hebat sebagai pendirinya. Terdapat tiga orang tokoh yang memiliki peran penting dalam sejarah terbentuknya Nahdlatul Ulama ini. Ketiga orang tersebut adalah KH Hasyim Asyari, KH Abdul Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri.
Kala itu, KH Hasyim Asyari ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi pertama Nahdlatul Ulama atau disebut juga sebagai Rais Akbar.
Kemudian, disusul oleh KH Abdul Wahab sebagai Rais Aam Kedua, dan KH Bisri Syansuri sebagai Rais Aam ketiga.
Artikel Terkait
15 ucapan Harlah 1 Abad NU 2023 dalam Bahasa Indonesia cocok dibagikan ke kerabat dan saudara
Harlah 1 abad NU, Banser nanyikan ‘We will rock you’. Jokowi: Sekarang Banser sudah senang Queen
Sejarah Banser, sayap NU yang menjadi benteng Ulama dan pembela NKRI