Wow, ternyata industri gula pertama hasil temuan kaum Muslim!

JAKARTA INSIDER - Ada gula ada semut. Siapa sih yang tak suka dari rasa manisnya gula? Tak hanya semut, kita pun juga ternyata menyenangi rasa manisnya.

Siapa sangka, ternyata komunitas gula merupakan satu komunitas yang penyebaran dan pengembangannya berhutang pada peradaban Islam.

Awalnya orang-orang hanya mengenal tanaman tebu yang berasal dari India dan mulai menyebar ke sekitarnya, tetapi belum menjadi bahan makanan di masa pra Islam.

Baca Juga: Pemerintah perpanjang waktu pencarian korban hilang gempa Cianjur hingga 3 Desember

Bahkan literatur barat mengatakan sebelum abad ke-7 masehi tidak menyebutkan istilah gula atau sugar hingga abad pertengahan. Di Eropa sendiri, menggunakan madu sebagai pemanis.

Peradaban Islam tercatat sebagai peletak dasar industri gula, masyarakat muslim tak hanya menguasai penggilingan dan penyulingan gula saja.

Namun, pabrik dan perkebunan gula dunia pun didominasi umat Islam. Pabrik penyulingan gula yang tersebar di Pakistan Afghanistan dan Iran mulai beroperasi sejak abad ke-9 Masehi.

Baca Juga: Selepas Qatar tersingkir dari Piala Dunia 2022, Felix Sanchez: Kami tidak muluk-muluk

Pabrik penyulingan gula pertama itu digerakkan oleh Energi yang berasal dari kincir air dan kincir angin.

Di dalam Kitab Hayat al-araf fil al-adab dari annuwari banyak terdapat informasi mengenai perkebunan tebu di berbagai negeri Islam.

Dalam karya Ahmad annuwari tersebut dibahas juga teknik mengupas dan cara pembuatan gula, serta tata cara menanam gula tebu.

Baca Juga: Tak hanya kirim senjata, NATO akan segera kirimkan bantuan non militer terhadap Ukraina

Sebelum tebu ditanam menurut Anwari lahan yang akan ditanami harus diolah dengan menggunakan bajak berat atau maharit kibar.

Dari semua jenis makanan di abad pertengahan gula adalah satu-satunya bahan yang membutuhkan proses kimia.