Ilmu parenting, cara merawat kecerdasan dan membentuk pola pikir sang buah hati

photo author
- Minggu, 23 Oktober 2022 | 18:30 WIB
Ilustrasi anak yang terbentuk pola pikirnya dan terawat kecerdasannya. (Pexels.com/ Katerina Holmes)
Ilustrasi anak yang terbentuk pola pikirnya dan terawat kecerdasannya. (Pexels.com/ Katerina Holmes)

JAKARTA INSIDER - Sejatinya cara kita menyikapi dan menyelesaikan masalah akan sangat memengaruhi pola dan cara kita membentuk dan menumbuhkan pola pikir anak.

Misalnya kebiasaan orangtua menjawab pertanyaan anaknya, atau jawaban guru terhadap pertanyaan muridnya dengan hanya satu pilihan jawaban yang bersifat mutlak, atau memastikan bahwa hanya ada satu solusi untuk satu masalah yang dihadapinya.

Semua itu akan memberikan pengaruh dan memberikan warna tersendiri terhadap pola pikir anak, dilansir JAKARTA INSIDER dari buku Creative Islamic Parenting karya Syekh Dr. Nayif Al-Qurasy pada Minggu (23/10/2022).

Baca Juga: Ilmu parenting, bangun dan kembangkan karakter anak dari semua aspek!

Jadi apa yang kita jumpai hari ini misalnya pemikiran aneh, pemahaman ekstrem atau radikal, menganggap absolut perkara yang masih bersifat hipotesa, mewajibkan sesuatu yang tidak wajib, dan krisis keseimbangan dalam memandang berbagai persoalan, barangkali hal demikian itu dipengaruhi pertumbuhannya ketika kecil di dalam keluarga, sekolah, dan lingkungannya.

Wahai ayah, wahai bunda, sesungguhnya pola pikir buah hati Anda saat masih kecil seperti adonan roti yang mudah dibentuk.

Jika kalian mau, buatlah cita-cita yang terbuka dan fleksibel untuk menghadapi problem dan perubahan zaman di masa yang akan datang, dengan tetap berpijak di atas fitrahnya dan aturan Islam.

Baca Juga: Ilmu parenting, pentingnya memuji dan mengapresiasi kebaikan anak di hadapan khalayak

Jika tidak, buatlah anak seperti pola cetakan yang stagnan dan tertutup, tidak bisa berfungsi kecuali untuk sesuatu yang spesifik, tidak bisa merespon kecuali untuk pemikiran tradisional, tidak menghasilkan kecuali pemikiran yang tidak bermutu, dan tidak lama kemudian pemikiran-pemikiran itu berubah menjadi hanya sekadar sikap reaktif, tidak terstruktur, dan dangkal.

Nabi bersabda, "Setiap anak dilahirkan di atas fitrah (Islam), dan kedua orangtuanyalah yang akan membuatnya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Al-Bukhari, no. 1385).

Dari hadits ini dapat kita ambil sebuah pelajaran bahwa setelah anak dilahirkan, mereka tidak ubahnya seperti cetakan, kedua orangtuanya dapat memilihkan keyakinan apa pun, membentuk pola pikir, dan membangun karakter mereka.

Baca Juga: Ilmu parenting, kenapa anak itu lebih rewel kalau sama ibunya?

Hal ini tentu menjadikan tanggung jawab kedua orangtua terhadap anak-anak yang semakin besar seiring bertambahnya usia.

Seorang pendidik yang efektif tidak menyikapi musibah dan problem yang menimpa masyarakat muslim dengan sikap yang emosional dan nada bicara yang meninggi, karena sikap demikian itu hanya akan menimbulkan penyesalan bagi si pembicara dan perasaan tersakiti bagi diri murid. Ia menyikapi kejadian tersebut dengan sikap objektif dan adil.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jeki Purwanto

Sumber: Creative Islamic Parenting karya Syekh Dr. Nayif Al-Qurasy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

9 jenis jin dan tugasnya, yuk simak apa saja

Selasa, 9 Desember 2025 | 18:31 WIB
X