Sejarah Perang Uhud, kisah kesetiaan umat Nabi Muhammad serta ratusan sahabat yang gugur dalam perang

photo author
- Kamis, 13 Oktober 2022 | 14:22 WIB
Ilustrasi Perang Uhud  (History.com)
Ilustrasi Perang Uhud (History.com)

JAKARTA INSIDER - Perang Uhud adalah perang yang terjadi antara pasukan muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW melawan kaum kafir Quraisy Makkah pada 23 Maret 625 M.

Perang terjadi di lembah bukit Uhud, oleh karena itulah maka pertempuran itu disebut Perang Uhud.

Perang Uhud ini merupakan kelanjutan dari Perang Badar yang terjadi pada 17 Ramadan 2 Hijriah atau 13 Maret 624 Masehi.

Baca Juga: Sirah Nabawiyah, benarkah Rasulullah berpoligami? Berikut faktanya

 Saat Perang Badar, kaum Quraisy bisa dikalahkan oleh kaum muslim. Sehingga Perang Uhud ini menjadi ajang balas dendam kaum Quraisy.

Kaum Quraisy marah karena saat Perang Badar mereka dipermalukan oleh kaum muslim. Saat itu pasukan muslim yang jumlahnya sedikit bisa mengalahkan pasukan Quraisy yang jumlahnya lebih banyak.

Dalam buku Perang-Perang dalam Sejarah Islam (2014) karya Sitiatava, Perang Uhud juga dilatarbelakangi oleh keinginan kaum Quraisy menghilangkan dominasi Nabi Muhammad SAW di Madinah.

Latar belakang perang Uhud

Pasukan Quraisy dipimpin Abu Sufyan yang memimpin 3.000 prajurit, termasuk di dalamnya pasukan berbaju zirah. Tak hanya itu, mereka juga diperkuat 200 orang pasukan kavaleri.

Rombongan pasukan ini berjalan dari Makkah hingga tiba di dua mata air Lembah Sabkhah, dari saluran air di atas lembah yang menuju Madinah. Awalnya pergerakan pasukan Quraisy ini tidak diketahui oleh pasukan Muslimin.

Kabar pergerakan pasukan Quraisy ini baru diketahui oleh Nabi Muhammad dua sampai tiga hari kemudian. Nabi Muhammad mengetahui informasi bahwa Madinah sedang berada dalam ancaman setelah mendapatkan kabar dari Abbas, pamannya yang masih di Makkah.

Pada akhirnya, Nabi Muhammad berunding dengan pasukan muslim untuk menentukan strategi. Karena pasukan Quraisy lebih kuat dan terlatih maka Nabi pun mengusulkan untuk tetap bertahan di dalam kota.

Nabi memilih bertahan bersama tentara Muslim yang terdiri dari 700 infanteri, 50 pemanah dan 4 penunggang kuda.

Selain itu, dengan memanfaatkan kondisi geografis, Nabi menempatkan 50 penembak jitu dan pemanah, di lereng Gunung Uhud. Strategi bertahan ini memberikan pertahanan bagi Muslim. Nabi memerintahkan agar para penembak jitu ini tidak pernah meninggalkan pos mereka apapun situasinya.

Kisah pilu kekalahan muslim dan sahabat Rasul dalam perang Uhud

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: Wikipedia, history.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

9 jenis jin dan tugasnya, yuk simak apa saja

Selasa, 9 Desember 2025 | 18:31 WIB
X