JAKARTA INSIDER - Ali bin Abbas Al Majusi adalah seorang dokter muslim. Nama Majusi yang dilekatkan kepadanya karena nenek moyangnya pemeluk agama Majusi, Zoroaster.
Bukunya yang paling terkenal adalah Kitab Kamilush Shina'ah Ath-Thibbiyah yang ditulis pada tahun 980, untuk dipersembahkan kepada Amir Adud Dawlah Panah Khusraw dari dinasti Buwaihid.
Oleh karena itu buku ini punya nama lain Kitab Al-Malakiy (The Royal Book).
Baca Juga: Sirah Nabawiyah, Rasulullah disiksa dan dianiaya oleh kaum musyirikin termasuk paman beliau
Dalam bab soal fisiologi, Kitab Kamilush Shina'ah, beliau mendefinisikan tubuh yang sakit, sehat dan di antara keduanya.
Dalam ilmu pengobatan Islam di era keemasannya, pembelajaran anatomi tubuh dibagi ke dalam dua bahasan. Bahasan pertama adalah anatomi normal yang sesuai dengan karakternya.
Misalnya, jantung yang sehat karakternya lebih panas dari liver. Maka jika panasnya jantung berkurang dan setara dengan liver, akan terjadi ketidakseimbangan, itulah sakit.
Baca Juga: Sirah Nabawiyah, tindakan Quraisy memblokade perluasan Islam dengan melakukan penyiksaan fisik
Contoh lain, misalnya kulit lebih lembab daripada rambut. Maka jika kulit karakternya sekering rambut dia disebut tidak seimbang dan tidak sesuai dengan tempat karakter yang seharusnya dia berada, itulah tanda kulit sakit.
Bahasan karakter organ tubuh ini adalah bagian ilmu dasar kesehatan Islam pada waktu itu.
Maka, untuk penyehatannya dengan cara meletakkan karakter organ tubuh di tempat seharusnya, jika terlalu panas ya didinginkan, jika terlalu kering maka dilembabkan.
Baca Juga: Sirah Nabawiyah, tindakan Quraisy memblokade perluasan Islam dengan mengancam Abu Thalib
Misalnya, ketika musim dingin yang sangat, kulit jadi kering, bibir pecah-pecah, untuk menjaganya agar tetap sehat ya ditingkatkan kelembabannya.
Gimana caranya? Dipakai pelembab, misalnya dari herbal bahan mineral berupa vaselin untuk emolient atau dari nabati dengan lemak coklat sebagai lipbalm.