JAKARTA INSIDER - Sultan Muhammad Al-Fatih, sang penakluk kota Konstantinopel.
Beliau menjadi Sultan hebat yang disegani dunia dan berhasil mewujudkan kabar gembira Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Penaklukan Konstantinopel belum mampu diwujudkan oleh para pendahulunya, sehingga membuat beliau mendapatkan predikat pemimpin terbaik saat usianya baru berjalan 24 tahun.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam, pemimpin yang menaklukkan adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan." (HR. Ahmad)
Baca Juga: Sejarah Islam, pengakuan Barat terhadap kegemilangan peradaban Khilafah
Sultan Muhammad Al-Fatih lahir pada tahun 833 Hijriah atau 1429 M. Ayahnya adalah Sultan Murad II dan ibunya Valide Yumahatun, kakeknya adalah para Sultan Turki Utsmani.
Sultan Murad II adalah pemimpin cerdas dan shalih. Pemimpin yang sangat dekat dengan para ulama dan kedekatan itu membuatnya bisa memilih guru yang tepat untuk pendidikan anaknya.
Namun masalahnya, setiap guru yang datang kepada Al Fatih untuk mengajar ilmu dan keshalihan selalu ditertawakan, dilecehkan dan diabaikan.
Sang ayah akhirnya mendapat satu nama guru yang tepat yaitu Syeikh Ahmad bin Ismail Al Kurani.
Baca Juga: Sirah Nabawiyah, Rasulullah disiksa dan dianiaya oleh kaum musyirikin termasuk paman beliau
Ketika Syeikh Ahmad datang ke istana, Sultan Murad II berkata kepadanya, "saya akan menyerahkan pendidikan anak saya kepadamu," sembari Sultan menyerahkan kayu kepada Syeikh Ahmad.
Lalu Sultan melanjutkan perkataannya, "ajari anak saya ilmu, kalau dia tidak mau belajar, maka pukul dia dengan kayu ini."
Al-Kurani segera pergi menemui Muhammad Al-Fatih dengan membawa kayu di tangannya.
Dia berkata, "ayahmu mengirimku kepadamu untuk mengajarimu, dia menyuruhku untuk memukulmu jika kamu tidak mau melaksanakan perintahku."