JAKARTA INSIDER - Allah mengkaruniakan kepada manusia akal dan hawa nafsu adalah agar manusia mampu menjadi pemimpin bagi makhluk di bumi.
Manajemen keduanya menentukan kesuksesan manusia dalam menjalani kehidupan di dunia yang fana ini.
Akal dan hawa nafsu bukan sekedar pelengkap bagi jiwa dan tubuh manusia tetapi sekaligus menjadi penentu posisi manusia di mata Allah Swt sebagai Tuhannya.
Naik dan turunnya ketaqwaan seorang manusia akan juga mempengaruhi dominasi hawa nafsu dan akal dalam kesehariannya.
Manusia yang ketaqwaannya lagi tinggi maka manusia tersebut akan cenderung didominasi oleh akal dalam berbuat alias berdasarkan ilmu.
Sedangkan manusia yang imannya lagi lemah atau ketaqwaannya lagi menurun maka yang terjadi adalah nafsu menjadi dominan dalam ia mengarungi perjalanan hidupnya.
Orang yang menguatkan dirinya dengan ilmu maka hidupnya akan cenderung menjadi manusia yang cerdas dalam menata kehidupan karena minim pengaruh dari hawa nafsunya.
Berteman dengan lingkungan yang baik maka manusia akan cenderung baik maka sebaliknya berteman dengan manusia yang cenderung menjadikan hawa nafsu sebagai panduan maka hidupnya sebagaimana teman-temannya.
Baca Juga: Resep makanan penutup untuk Hari Natal dan Tahun Baru tanpa oven ala Turki
Nabi bersabda:
"Dan (termasuk) mujahid adalah orang yang memerangi hawa nafsunya." (HR. Ibnu Majah dan An-Nasai)