khazanah

Motivasi Islam, dari orang biasa menjadi orang yang istimewa

Rabu, 26 Oktober 2022 | 20:53 WIB
Ilustrasi seseorang yang berusaha menjadi orang yang istimewa. (Pexels.com/ Pixabay)

JAKARTA INSIDER - Sejarah mencatat, kesungguhan semangat dan tingginya cita cita telah mengangkat derajat orang-orang biasa menjadi istimewa. Bahkan menobatkan para budak dan rakyat jelata menjadi lebih mulia dari para raja.

Seperti yang diungkapkan oleh Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik kepada putranya, selepas meminta fatwa kepada Atha' bin Abi Rabah, mantan budak yang menjadi ulama.

Beliau mengatakan, "Wahai anakku, pria yang kamu lihat dan engkau melihat kami berlaku hormat di hadapannya, dialah Atha' bin Abi Rabah, orang yang berhak berfatwa di masjidil Haram. Beliau mewarisi ilmu Abdullah bin Abbas dengan bagian yang banyak." Kemudian beliau melanjutkan, "Wahai anakku carilah ilmu, karena dengan ilmu, rakyat bawahan bisa menjadi terhormat, para budak bisa melampaui derajat para raja."

Baca Juga: Motivasi Islam, memanah hiburan yang mengantarkan ke jannah

Yang lebih menakjubkan, ulama-ulama terkemuka di zaman tabi'in didominasi oleh anak-anak budak dan mantan budak (maula). Seperti yang dikatakan Ibnu Abi Laila saat ditanya oleh Isa bin Musa mengenai orang yang paling faqih (pandai) di masing-masing negeri.

Yang paling faqih di Bashrah adalah Hasan al-Bashri, kemudian Muhammad bin Sirin. Yang paling faqih di Mekah adalah Atha' bin Abi Rabah, Mujahid bin Jabr, Sa'id bin Jubair, dan Sulaiman bin Yasar, mereka semua dari kalangan mantan budak.

Yang paling pandai di kota Quba' adalah Rabi'ah ar-Ra'yi dan Ibnu Abi az-Zanad, yang paling faqih di kalangan penduduk Yaman adalah Thawus, puteranya dan juga Hamam bin Munabih. Yang paling faqih di kalangan Khurasan adalah Atha' bin Abdillah al-Khurasani dan di kalangan al-Jazair adalah Maimun bin Mahran. Mereka berasal dari kalangan mantan budak.

Baca Juga: Motivasi Islam, tak ada istirahat, kecuali jannah telah terinjak

Kesungguhan mereka untuk mencari ilmu, lalu berusaha mengamalkan dan mengajarkannya, menjadikan mereka terhormat di sisi manusia, dan insyaallah mereka mulia di sisi Allah, sebagaimana firman-Nya, yang berarti "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadalah: 11).

Semoga Allah menjaga semangat kita untuk berproses menjadi hamba-hambaNya yang mulia di sisi-Nya. Dirangkum JAKARTA INSIDER dari buku Muslim Hebat karya Abu Umar Abdillah pada Rabu (26/10/2022).***

 

Tags

Terkini

9 jenis jin dan tugasnya, yuk simak apa saja

Selasa, 9 Desember 2025 | 18:31 WIB